seperti yang sudah-sudah
seperti yang terlewati dengan hanya
sebakul pelajaran
seperti sore biasanya
kota-kota yang terpenjara rutinitas
ini bukan anekdot urban tentang
gelisahnya
ataupun masalah yang itu-itu saja
dengan sumpah serapah yang selalu sama
dari manusia-manusia yang berjejalan
di jalan raya
di sebuah warung,
tiba-tiba darah mengalir deras
seperti tanggul kanal yang meluap,
sore ini bukan sore biasa,
bergalon-galon rasa sesak hilir mudik
gejolak nilai berhamburan keluar
ketika sosok ibu memohon anaknya
untuk pulang kerumah
modernisasi telah meracuni kepala
setiap nilai bertabrakan bagai big
bang
bagi mereka yang tak mengikutinya di
label kuno
bahkan untuk orang tuanya sendiri
membalas kebaikan mereka sejak bayi dengan
senyum sinis dan merendahkan
atas nama kesenangan dan berbagai
jati diri
walaupun itu merenggut harga diri
dipuja dan diburu layaknya harta yang
tak pernah mati
rela bermabuk bermandi sensasi
walaupun sebenarnya itu duri
kurang sedih apa ibu yang melihat
anaknya membentak
kurang sedih apa ibu yang melihat
anak gadisnya liar bak hewan
kurang sedih apa ibu yang melihat
putranya bak raja jalanan
kurang sedih apa ibu yang melihat bayinya
tumbuh menjadi monster
kurang sedih apa ibu yang melihat anaknya
mejauhi kebaikan-kebaikan
setiap zaman punya konstruksinya
masing-masing
pertumbuhan ekonomi hanya membuat manusia
semakin materialis
nilai mengendor sampai ke titik
jenuhnya
ketegangan beda zaman terjadi setiap
hari
ini bukan cerita roman picisan
tentang dua insan muda yang berpacu
dengan asmara
ini cerita tentang keluarga
tentang manusia menjalin kasihnya sejak
lahir sampai mati
suatu ikatan dengan kalender yang
berisi tanggal kebahagiaan,kesedihan,harapan dan kekecewaan
betapa agama meninggikan mereka
cintailah sekuat tenaga
betapapun zaman membujuk dan merayu individualis
pada tingkat tertinggi
cintailah kedua orang tua sepenuh
hati dan sepanjang jalan
karena jalan tidak selalu panjang dan
sesuai perkiraan
semoga manusia menentukan zamannya
bukan zaman yang menentukan
manusianya
tetaplah baik peluklah kebaikan
terbiasalah dengannya
Jogja, di suatu sore yang sesak
24 November 2013