bertemu dan
menegangkan
bercerai
berai dengan penilaian
instan memang
penuh resiko
seperti
gairah pemuda yang biasa tergesa-gesa
tak ada yang
salah dengan itu
hukum alam
remaja
secelah
semangat mengalir sunyi
dari
minimnya pengetahuan
kulepaskan
saja kelangit
biar dia
jatuh seperti mendung yang tidak pernah memilih
dimana dan
kapan dia akan hujan
kalimat
mengalir deras
tidak ada drama
dibalik itu
hanya
mencoba mencari celah pegas
dimana eksistensiku
bisa mengisi voidmu
coba membuka
pembicaraan
dengan
sisa-sisa ketidakenakan
menggali
sejarah yang kebenarannya kabur
dan penuh
ketidaksiapan untuk memperhatikan semalaman
tapi ini
usaha untuk akur
berpura-pura
itu melelahkan
olehnya
selalu saja berusaha untuk mengalir
tidak
seperti pria tampan urban
yang menjaga
gengsi dengan gerakan kaku dengan diksi teratur
mencoba
memikat dengan ketampanan
harapan yang
terumbar
membuat hati
gusar
riuh sekitar
bagai musik
backsound pembicaraan
yang hilir mudik
tidak ada
poin yang dipertegas
hanya
keheranan kebersamaan dua orang asing
yang coba –
coba mendengar satu dengan lainnya
malam tidak
mengheningkan
ia riuh
rendah tanpa ada distorsi
salah kata
itu biasa
yang terpenting
tetap berusaha menjadi baik
tensi kadang
meninggi
seiring rasa
emosi menggelembung
dari
kekecewaan – kekecewaan kecil hidup
atas apa
yang seharusnya dan harapan yang menemui kebuntuan
ketika
grafik meninggi ada waktunya garis akan terjun bebas kebawah
itu yang aku
khawatirkan
biasanya
menunggu waktu
tetapi tidak
menyangka dalam tempo singkat
ia datang
memperlihatkan diri
sekali lagi
tidak ada yang salah dengan itu
masa muda
yang tergesa – gesa
sebuah hukum
remaja
cerita Ainun dan Habibie terlalu borjuis
tidak cocok untuk proletar seperti saya
kita perlu yang membumi yang dekat dengan realitas
yang ceritanya tidak melulu soal kemenangan piala-piala kehidupan karir, jabatan, pencapaian-pencapaian dan sebagainya
ini cerita seperti Marx muda yang kasmaran dengan Jenny
cerita Ainun dan Habibie terlalu borjuis
tidak cocok untuk proletar seperti saya
kita perlu yang membumi yang dekat dengan realitas
yang ceritanya tidak melulu soal kemenangan piala-piala kehidupan karir, jabatan, pencapaian-pencapaian dan sebagainya
ini cerita seperti Marx muda yang kasmaran dengan Jenny
seperti romantisme dan menderitanya Adam mencari Hawa dan sebaliknya
sebuah isyarat cinta keras kepala
sebuah isyarat cinta keras kepala
ketika
bahagia berubah menjadi paranoia
laku – laku dinilai
psikopat
merubah
tempo menjadi tegang dan mencekam
memikirkan sesuatu
mirip penjara
seperti rasa
was-wasnya manusia-manusia kota
yang penuh
curiga atas sesama manusia
meredam
semangat butuh energi
seperti
habisnya waktu melepaskan diri dari bayang-bayang
mengubur
kesedihan dengan sublimasi
rutinitas
aneh yang melelahkan
informasi simpang
siur, kabur dan absurd
membingungkan
pendengar dan pemerhati
pilihannya
sederhana sebenarnya
apakah ada rasa
yang patut untuk di-ikuti
ataukah
ignorance yang mengemuka
saat ini
hanya menikmati geografis
ruang
memberikan jarak yang dekat
sebelum
jarak yang jauh datang
memisahkan
sang apatis
masa kecil
memang mengagumkan
tak pernah
pelik memikirkan pertemanan
tak pernah
berputar-putar untuk bermain
tidak ada
teka teki
tidak ada
komparasi sama sekali
karena
masing-masing menghargai apa yang ada di depannya
siapa yang
membuang kelereng ataupun yang mengambil bambu
mau tidur
kapan saja dan dimana saja asal ngantuk itu bisa
masing –
masing seperti adanya
itulah mengapa
peterpan tak pernah mau menjadi tua
bahagia itu
sederhana
tetaplah
menjadi anak kecil
kuajak dirimu
membuat kehidupan
kehidupan yang
riang, gembira, bahagia, sederhana dan setia
dimana pahit
manis selalu manis
dimana saat
kau menoleh kebelakang ada seseorang yang tersenyum
lautan tempat kau selalu pulang
berusaha
menangkal kejamnya sistem ekonomi dan jaman
berusaha
menghapus cerita koruptor yang hidup bagai don juan
ataupun
mirip bintang film ataupun rock-pop star
mengajak
siapapun yang dikehendakinya
yang melihat
manusia bagai komoditas
manusia yang memperTuhankan uang
dalam
perjalanan selalu saja ada warna warni
banyaknya
warna seiring umur
jatah hidup
yang tersisa
diberikan
Tuhan kepada manusia
jika tenaga
ini melemah untuk meredam kebahagiaan
selalu saja
ada titik untuk berhenti
dimana ada
kehidupanku sendiri
yang harus kupertanggungjawabkan
yang terkadang
menuntut berlari
walaupun
hilang arah
tapi itu tidak berarti
karena hampir pasti aku tergantikan dengan mudahnya
hanya menunggu waktu
tapi itu tidak berarti
karena hampir pasti aku tergantikan dengan mudahnya
hanya menunggu waktu
mungkin
cumi-cumi itu membuat pikiran kita kalut
seperti tentakelnya
membuat
hitam dan gelap perasaan seperti tintanya
dimana kau
bercerita tentang silih berganti manusia di sejarahmu
kuselipkan secarik
cemburu diselanya
jika Konfusius pernah berkata "everyone/thing has beauty but not everyone see it"
kali ini kukirimkan kalimat untuk Konfusius
"i see beauty but beauty doesn't see me"
kali ini kukirimkan kalimat untuk Konfusius
"i see beauty but beauty doesn't see me"
ah, inilah
perasaan
problemanya
selalu sama
dan selalu
saja membingungkan
di usia yang
menua
hidup memang sepi
sesepi akhir manusia, mati
Jogja 11
November 2013
2:30 AM
2:30 AM