ABSTRACT
The series of financial crisis in the European
Union now appear in Cyprus. The catastrophe sweeps the periphery of euro zone
in 2013. Economic pressure affects political configuration. This paper shows
how to understand the basic analysis interpretation of Capitalism and Marxism
perspective on the Cyprus financial crisis.
A. GAMBARAN UMUM
European Union
Eropa, benua
tempat sejarah eksotis pengetahuan
dilahirkan melalui sejumlah postulat, eksperimental, teori , spekulasi dan
sebagainya yang mempengaruhi dunia dengan berbagai gejolak yang ditimbulkannya
seperti bangunan filsafat dan kelahiran klasifikasi pengetahuan, perluasan
kerajaan, imperialisme kuno, persebaran bahasa, agama, dan sebagainya. Dalam perkembangan kontemporer
Eropa, koalisi Eropa dalan European Union
menyita perhatian internasional dengan integrasi ekonomi politik,
pertahanan keamanan melalui institusi supranasional. EU merupakan model kerjasama
regional par excellence. Anggota EU
saat ini terdiri dari 27 negara, 1 negara dalam proses pengabulan yaitu
Kroasia, 5 negara (Iceland, Montenegro, Serbia, Macedonia, Turkey) kandidat, 2
negara (Albania, Bosnia and Herzegovina) kandidat potensial sementara Kosovo
masih terlibat permasalahan kejelasan status negara.
Sebelum
bernama EU (European Union) berdasarkan Maastricht Treaty pada
1992 berlaku 1993, kerjasama regional ini dulunya bernama ECSC (European Coal and Steel Community) berdasarkan Treaty of Paris 1951 yang diusulkan oleh Robert Schuman (menteri
luar negeri Perancis). Usulan Schuman tersebut merupakan jawaban lanjutan atas
Jean Monnet (politikus Perancis) atas
dilema perselisihan Perancis dengan Inggris dan Amerika Serikat mengenai perkembangan industri berat di Jerman Barat
yang cukup pesat. Monnet mengusulkan agar seluruh aktivitas produksi batu bara
dan baja di Eropa Barat dibawah satu institusi bersama menggantikan IRA (International Ruhr Authority) yang
dinilai hanya memberi keuntungan pada Jerman Barat semata (Campbell 2011:209).
Arsitektur
kerjasama berlanjut pada treaties of
Rome 1957 dalam pembentukan EEC (European
Economic Community), Euratom (European
Atomic Energy Community). Model kerjasama tidak terlepas dari post-war
architecture dalam konteks perang dingin sebagai efek lanjutan dari
kebijakan Trauman (Dedman 2010:17). Pada
1967 ketiga institusi tersebut bergabung menjadi EC (European Communities). Pada 1986 revisi perjanjian Roma dilakukan
memunculkan SEA (South European Act) yang menjadi batu loncatan kerjasama Economic and Monetary Union dalam Maastricht Treaty 1992 (TEU/Treaty on European Union).
Adapun ECB/European Central Bank sebagai institusi pengatur moneter dengan target price stability dan interest rates dalam zona Eropa yang terbentuk pada 1998. Pembentukannya diamanatkan dalam pasal 13 TEU sebagai pendukung konsep single market – common currency. Pada 1 Januari 1999 mata uang Euro diperkenalkan.
Sampai tahun
2012, dari 27 negara anggota EU terdapat 12 negara yang tidak menggunakan euro yaitu negara
Bulgaria, Czech Rep, Denmark, Hungaria, Lithuania, Latvia, Poland, Romania,
Sweden dan United Kingdom. Negara yang
lain terkecuali Denmark dan UK diasumsikan belum berhasil sampai pada standar kriteria
konvergensi mata uang. Upaya penstabilan perekonomian dilakukan oleh skema EFSM
(European Financial Stabilisation Mechanism), EFSF (European Stability
Facility), ESM (European Stability
Mechanism), Stability and Growth Pact, di supervisi oleh Troika (gabungan perwakilan European Comission, ECB dan IMF).
Pada 13
Desember 2007, 27 anggota EU menandatangangi treaty of Lisbon yang merupakan amandemen traktat sebelumnya yang
diaplikasikan 2009 dengan tagline “a more
democratic and transparent Europe”. Sementara free movement of persons dalam regional diatur dalam kerjasama Schengen yang dimasukkan dalam EU legal framework by treaty of Amsterdam pada
tahun 1997.
Dalam
beberapa tahun terakhir gejolak
finansial (krisis) abad 21 menyebabkan turbulensi sistem perekonomian EU. Trigger krisis di benua Eropa terjadi di
negeri para filsuf yaitu Yunani ketika Goerge Papandreou (berasal dari partai Panhellic Socialist Movement/PASOK (kiri-tengah)) memegang jabatan prime minister pada Oktober 2009.
Administrasi Papandreou menemukan bukti kesalahan penghitungan dengan kondisi budget deficit ternyata lebih besar dari
yang diberitakan (Ray 2012.).
Catastrophe berlanjut ke Irlandia, Portugal, Spanyol pada 2010 dengan kategori heavily indebted, kemudian menyebar ke Italia dan berbagai negara lainnya tidak terkecuali Siprus saat ini dan Slovenia. Seri krisis kapitalisme tersebut tidak terlepas dari krisis besar subprime mortgage bubble memuncak setelah bankrutnya Lehman Brothers bank investasi terbesar ke empat di Amerika Serikat pada September 2008.
Catastrophe berlanjut ke Irlandia, Portugal, Spanyol pada 2010 dengan kategori heavily indebted, kemudian menyebar ke Italia dan berbagai negara lainnya tidak terkecuali Siprus saat ini dan Slovenia. Seri krisis kapitalisme tersebut tidak terlepas dari krisis besar subprime mortgage bubble memuncak setelah bankrutnya Lehman Brothers bank investasi terbesar ke empat di Amerika Serikat pada September 2008.
Siprus
Sebagai negara
yang memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1960, Siprus menjadi anggota UE
pada tahun 2004 dan termasuk dalam eurozone
dengan pemakaian mata uang Euro pada tahun 2008 menggantikan mata uang
sebelumnya Cyprus Pound. Total luas
wilayah negara ini hampir sama dengan provinsi Banten.
Siprus terletak
di selatan Turki dan merupakan kepulauan paling timur Eropa yang berada di laut
Mediterania dengan ibukota Lefkosia/Nicosia. Posisi laut tersebut menjadikan
Siprus bukan bagian dari Schengen area. Hubungan
antagonistik dengan Turki serta kedekatan geografis dengan Timur Tengah
menjadikan kerjasama dalam Uni Eropa menjadi strategis dalam payung geopolitik
dan geostrategis. Dengan begitu motif integrasi Siprus kedalam kerjasama
regional EU berdimensi ekonomi, politik dan keamanan.
Posisi
geografis Siprus yang dekat dengan Timur Tengah menjadikan negara ini menjadi
salah tujuan pengungsi ataupun asylum
seeker konflik Suriah. Negara ini menyiapkan penampungan akibat ekses
konflik tersebut dengan batas maksimum 200.000 jiwa pengungsi (Baker 2012).
Akibat dari krisis ekonomi yang berlanjut di Eropa dan gelombangnya sampai ke kepulauan Siprus pada 2012-2013, depositors besar (lebih dari € 100.000) yang menanamkan uang di bank-bank di Siprus diperkirakan akan kehilangan sampai 60% simpanannya (Hadjicostis 2013). Tentu hal tersebut bukanlah hal yang menggembirakan bagi rakyat Siprus. Komposisi demografis pada 2011 yaitu 77% kelompok etnis Yunani, 18% Turki dan lainnya 5% dengan total populasi penduduk 1.1 juta jiwa (CIA 2013).
Akibat dari krisis ekonomi yang berlanjut di Eropa dan gelombangnya sampai ke kepulauan Siprus pada 2012-2013, depositors besar (lebih dari € 100.000) yang menanamkan uang di bank-bank di Siprus diperkirakan akan kehilangan sampai 60% simpanannya (Hadjicostis 2013). Tentu hal tersebut bukanlah hal yang menggembirakan bagi rakyat Siprus. Komposisi demografis pada 2011 yaitu 77% kelompok etnis Yunani, 18% Turki dan lainnya 5% dengan total populasi penduduk 1.1 juta jiwa (CIA 2013).
Economic Systems
Secara literal capital diartikan
modal, capitalist pemilik modal. Kapitalisme/capitalism sebagai sistem ekonomi dominan dan mayoritas
(mainstream), cara/mode produksi yang berlaku sekaligus sebagai relasi sosial
yang membentuk masyarakat secara umum. Kapitalisme sebagai sistem ekonomi dan
mode produksi melekatkan gagasan pada profit
motive/motif optimalisasi keuntungan, sistem harga, private property, freedom of enterprise, competition, individualism,
consumer sovereignty, free market economy, limited government
(laissez-faire) (Schnitzer 1994).
Schnitzer kemudian membagi kategori negara yang menggunakan sistem ekonomi capitalism kedalam beberapa jenis/varian yaitu US market capitalism, social market capitalism dengan contoh German (welfarian), state-directed capitalism dengan contoh Jepang dan Korea Selatan (Schnitzer 1994).
Schnitzer kemudian membagi kategori negara yang menggunakan sistem ekonomi capitalism kedalam beberapa jenis/varian yaitu US market capitalism, social market capitalism dengan contoh German (welfarian), state-directed capitalism dengan contoh Jepang dan Korea Selatan (Schnitzer 1994).
Dari kategorisasi tersebut dapat dilihat adanya variasi-variasi negara
yang menerapkan capitalism berdasarkan
geografis (geographic matter). Amerika Serikat merupakan
negara dengan sistem ekonomi kapitalisme par
excellence terlebih kombinasi model neoliberalisme dalam washington concensus pada akhir 1980an
yang bercirikan minimum state
intervention/peran minimum negara dan kekuatan pasar (privatisasi, deregulasi, penghapusan
hambatan perdagangan, minimum social
expenditures dan kebijakan lainnya). Hal tersebut yang bertujuan
menumbuhkan/memapankan kaum pengusaha/pemodal sebagai rotor utama ekonomi. Kebijakan
yang ditempuh seperti pengurangan pajak dan eleminasi posisi tawar buruh dalam
serikat dan sebagainya.
Kebangkitan neoliberalisme/liberalisme klasik abad 20 diasosiasikan kepada tokoh-tokoh seperti Margaret Thatcher dan Ronald Reagan karena kebijakan-kebijakannya, serta pengaruh pemikiran F.Hayek (ekonom aliran Austria) dan Milton Friedman (ekonom monetaris (Chicago)), Alan Greenspan (chairman The Fed era Reagan) serta lembaga-lembaga IMF, World Bank dan WTO.
Kebangkitan neoliberalisme/liberalisme klasik abad 20 diasosiasikan kepada tokoh-tokoh seperti Margaret Thatcher dan Ronald Reagan karena kebijakan-kebijakannya, serta pengaruh pemikiran F.Hayek (ekonom aliran Austria) dan Milton Friedman (ekonom monetaris (Chicago)), Alan Greenspan (chairman The Fed era Reagan) serta lembaga-lembaga IMF, World Bank dan WTO.
Sebelum peralihan ke paradigma neoliberal, 25 tahun setelah perang dunia
ke II (1945-70) model Keynesian (kebijakan moneter dan fiskal, full employment dan pertumbuhan ekonomi)
atau fungsi negara tidak minimum/ada intervensi dalam perekonomian menjadi
dominan paradigma dalam ekonomi politik negara-negara. Di Amerika Serikat sendiri
menjadi kelanjutan dari program ”New
Deal” F.D Roosevelt sebagai rencana mengurangi dampak buruk great depression waktu itu (Palley 2005).
Mengambil termin Ruggie yang dikembangkan dari karya Karl Polanyi, model ekonomi pasca perang dunia II di-istilahkan embedded liberalism yaitu renegosiasi domestik dan akomodasi internasional (Ruggie 1982:413). Sebuah kompromi kelas antara kapital dan buruh sebagai penjamin kondisi domestik yang aman dan damai (Harvey 2005:10).
Mengambil termin Ruggie yang dikembangkan dari karya Karl Polanyi, model ekonomi pasca perang dunia II di-istilahkan embedded liberalism yaitu renegosiasi domestik dan akomodasi internasional (Ruggie 1982:413). Sebuah kompromi kelas antara kapital dan buruh sebagai penjamin kondisi domestik yang aman dan damai (Harvey 2005:10).
Pengaruh stagflasi (stagnasi dan inflasi bersamaan) pada 1970an
mengakibatkan permodelan Keynesian mengalami penurunan pamor yang nantinya menaikkan
kembali ide klasik tentang kekuatan pasar dan minimalisasi peran negara dalam
perekonomian dalam payung neoliberalisme. Pasar yang jenuh bagi produsen
mendorong globalisasi menjadi narasi dominan di dunia.
Periode 1970an juga menandai sistem Bretton Woods (yang diarsitekturkan
dengan model Keynesian sebagai stabilisator nilai tukar uang) ditinggalkan oleh
Nixon karena kondisi perekonomian AS. Sehingga sepenuhnya nilai tukar tidak
lagi dijamin oleh sistem Bretton Woods tetapi melalui skema pasar (fixed/pegged exchange rate ke floating exchange rate).
Negara-negara di Asia berlanskap state
directed capitalism dimana campur tangan kuat negara pada pengembangan
industri-industri strategis seperti perkembangan industrialisasi Korea Selatan melalui
chaebols, Jepang dengan kieretsu, begitu juga dengan Malaysia. Sementara di China, setelah Zhou Enlai wafat
pada Januari 1976 dan pemimpin besar revolusi Mao Zedong wafat pada September 1976,
pada tahun 1978 Deng Xiaoping meletakkan dasar gerakan second revolution mereformasi perekonomian China ke arah pasar
terbuka dimulai pada sektor pertanian dengan model socialism with Chinese characteristics dengan tetap mempertahankan
ciri komunis yaitu disiplin komando satu partai (Tisdell 2009).
Sedangkan negara-negara Eropa (Eropa Barat, Skandinavia) menerapkan model
Bismarckian yaitu suatu model negara kesejahteraan/welfarian yang mulanya di inisiasi oleh Bismarck. Dasar pikir
Bismarck yaitu tarik menarik kepentingan dari dua sistem ekonomi yang saling
bertolak belakang yaitu kapitalisme dan sosialisme di Jerman waktu itu sehingga
memunculkan solusi “jalan tengah” bermodel welfarian.
Beberapa ciri-ciri negara welfarian yaitu
pengenaan tax proggresive (semakin tinggi penghasilan semakin tinggi pajak
penghasilan), social expenditures
yang besar (alokasi budget negara
yang tinggi dalam belanja sosial (pendidikan,layanan kesehatan, pelayanan
publik dan sebagainya).
Tetapi terdapat satu fenomena menarik terkait penghindaran pajak yang disebut tax exile. Gerard Depardieu aktor kawakan perancis yang berakting mayor dalam film Asterix and Obelix dan akting minor pada Life of Pi satu dari beberapa orang yang memilih keluar dari warga negara Perancis serta membawa kekayaanya. Depardieu semula berencana berlabuh di Belgia tetapi memilih ke Rusia pada 2013 dengan alasan untuk menghindari pajak progressif yang direncanakan Hollande yaitu penaikan dari 45% ke 75% pajak penghasilan bagi yang berpenghasilan lebih dari €1m per tahun. Rusia dipilih karena mempunyai pajak penghasilan datar/flat income tax sebesar 13% (Guardian 2013).Hal tersebut merupakan fenomena minor tax proggresive dan dikenal dengan istilah tax exile tetapi apabila keadaan telah “normal” tidak menutup kemungkinan para penghindar pajak akan kembali lagi ke negara semula.
Kembali ke sistem welfarian, di negara-negara Eropa, welfarian dapat terjadi karena sistem adanya pengaruh politik yaitu sikap kepartaian yang jelas (kanan-tengah-kiri), yang ada diparlemen. Disamping itu seperti telah disebutkan sebelumnya Eropa merupakan akar sejarah panjang pengetahuan dan beragam eksperimentasi sistem ekonomi. “Kitab suci” kapitalisme maupun kritik kapitalisme terbentuk di benua tersebut.
Jadi terbentuknya welfare state mempunyai
porsi sejarah politik lebih dominan dari sekedar perhitungan ekonomi semata. Sebagai sebuah sistem ekonomi dengan model yang
disebutkan diatas seperti motif keuntungan/money
obsessed, individualistik/individual
maximalizing, konsumen adalah raja,
kompetisi, capitalism tidak
hanya dipraktekkan dan eksis di level negara (makro) saja tetapi hadir di
relasi sosial kecil/individual (mikro).
Transformasi Formulasi
Kapitalisme
sebagai sistem ekonomi mainstream dikategorisasi dengan model yaitu ekonomi
klasik kemudian trajektorinya dalam aliran monetaris dan modifikasinya dalam
Keynesian. Garda depan pemikir ekonom mainstream dapat dilihat pada magnum opus klasik Adam Smith “The Wealth of Nations” pada 1776, ekonom klasik lainnya seperti David
Ricardo dengan teori terkenal comparative
advantage/keunggulan komparatif, John Stuart Mill penganjur utilitarian dan
kebebasan. Dalam tulisan ini hanya mengambil konsep Adam Smith, Friedman,
Keynes dan post-Keynes dalam Samuelson untuk sistem ekonomi mainstream.
Adam Smith merupakan the founding of market economics (lihat
Ginzberg 2002). penekanan pada deregulasi, pentingya kebebasan industri
melalui sandaran capital, kekuatan
pasar dan efek spillover setelah
motif mencari untung pribadi terlaksana, Adam Smith menyatakan :
“no regulation of commerce can increase the
quantity of industry in any society beyond what its capital can maintain… he
intends only his own gain; and he is in this, as in many other cases, led by an
invisible hand to promote an end which was no part of his intention… By
pursuing his own interest, he frequently promotes that of the society more
effectually than when he really intends to promote it (Smith 1998: 590,593,594).
Ekonom
klasik tidak banyak mengembangkan rumusan ekonomi yang rigid dan menyeluruh dalam
bentuk formula maupun indikator
pengukuran. Kemudian perubahan
baru terjadi pada abad 20 ketika ekonometrika muncul dengan pembuatan indikator-indikator
pengukuran seperti GNP (Gross National
Product) dan GDP (Gross Domestic
Product).
Indikator
GNP dan GDP merupakan penemuan ekonom dan statisticians
Simon Kuznets paska great depression,
oleh karena hal itu Kuznets mendapatkan penghargaan nobel di bidang ekonomi
pada 1971. Penemuan tersebut sekaligus sebagai penanda mulainya ilmu ekonomi
mainstream modern (pengukuran, angka-angka statistik) menggantikan pembahasan
ekonomi klasik yang berciri penjabaran filosofis.
Bersamaan dengan itu formulasi makroekonomi di bangun oleh Keynes. Sebelum makroekonomi Keynes, ekonom klasik bertumpu pada hukum Jean Baptise Say tentang pasar (say’s law market) misalnya hukum supply creates own demand yang merupakan perluasan pemikiran Adam Smith tentang pasar bebas dan kekuatan pasar sebagai panacea (Samuelson 1997:511).
Bersamaan dengan itu formulasi makroekonomi di bangun oleh Keynes. Sebelum makroekonomi Keynes, ekonom klasik bertumpu pada hukum Jean Baptise Say tentang pasar (say’s law market) misalnya hukum supply creates own demand yang merupakan perluasan pemikiran Adam Smith tentang pasar bebas dan kekuatan pasar sebagai panacea (Samuelson 1997:511).
Setelah latar belakang singkat tersebut, tulisan ini
hendak menganalisis krisis ekonomi yang terjadi di Siprus dengan menggunakan dua
pendekatan yaitu ekonomi mainstream (kapitalisme) dan kritik ekonomi kapitalisme
dalam payung marxisme. Tujuan penulisan ini untuk memudahkan penstudi nantinya dalam
menganalisa informasi-informasi yang sangat banyak sekarang ini dengan
peka/sensitif terhadap perspektif.
Diharapkan agar penstudi nantinya dapat memetakan/mapping, mengenali, mendeteksi, mendiagnosa perspektif apa saja yang digunakan oleh pihak-pihak dalam membangun argumen lisan ataupun non-lisan terutama dalam topik-topik ekonomi politik. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa tidak ada argumen tanpa dasar/pijakan dan tanpa maksud.
Bangunan analisa dari tulisan ini akan didasarkan pada pertanyaan yaitu “bagaimana cara menganalisa masalah dan solusi masalah krisis Siprus dari dua perspektif yaitu Kapitalisme dan Marxisme? Tulisan ini akan membatasi lingkup pada permasalahan ekonomi dengan analisa ekonomi dan dampak politik khususnya yang menyangkut dengan krisis finansial Siprus dari masing-masing perspektif.
Diharapkan agar penstudi nantinya dapat memetakan/mapping, mengenali, mendeteksi, mendiagnosa perspektif apa saja yang digunakan oleh pihak-pihak dalam membangun argumen lisan ataupun non-lisan terutama dalam topik-topik ekonomi politik. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa tidak ada argumen tanpa dasar/pijakan dan tanpa maksud.
Bangunan analisa dari tulisan ini akan didasarkan pada pertanyaan yaitu “bagaimana cara menganalisa masalah dan solusi masalah krisis Siprus dari dua perspektif yaitu Kapitalisme dan Marxisme? Tulisan ini akan membatasi lingkup pada permasalahan ekonomi dengan analisa ekonomi dan dampak politik khususnya yang menyangkut dengan krisis finansial Siprus dari masing-masing perspektif.
B. THEORETICAL FRAMEWORK
Untuk kerangka teori ekonomi Kapitalisme, Smith menganjurkan balance budget/neraca keuangan berimbang (Skousen 2007:35) dan mengajukan warning ketika utang negara membesar, Adam Smith menyatakan :
“when national debts have once been
accumulated to a certain degree, there is scarce, I believe, a single instance
of their having been fairly and completely paid. The liberation of the public
revenue, if it has ever been brought about at all, has always been brought
about by a bankruptcy; sometimes by an avowed one, though frequently by a
pretended payment...extends the calamity to a great number of other innocent people...When
it becomes necessary for a state to declare itself bankrupt, in the same manner
as when it becomes necessary for an individual to do so, a fair, open, and
avowed bankruptcy, is always the measure which is both least dishonourable to
the debtor, and least hurtful to the creditor (Smith 1998:1225-6).”
Teori
makroekonomi membahas perilaku perekonomian secara menyeluruh atau dengan kata
lain aggregasi dari kegiatan perekonomian (tingkat output seluruh bangsa, kesempatan
kerja, pengangguran dan harga) sedangkan teori mikroekonomi membahas perilaku
harga dan kuantitas-bagaimana harga uang naik ketika harga kapas turun dengan
sistem hubungan mekanisme pasar. Ilmu mikroekonomi mengamati ekonomi lebih
sempit seperti perusahaan dan rumah tangga (Samuelson 1997).
Sasaran
utama dalam makroekonomi menganalisis GNP, kesempatan kerja, inflasi dan neraca
pembayaran. Tujuan yang ingin dicapai laju pertumbuhan (empat roda pertumbuhan:
kuantitas dan kualitas pekerja, sumber daya alam, akumulasi capital, teknologi-inovasi), kesempatan
kerja, stabilitas harga dalam pasar bebas, perdagangan luar negeri dengan
instrument kebijakan fiskal (belanja negara (government expenditures) dan perpajakan), kebijakan moneter (pengendalian
jumlah uang yang beredar mempengaruhi suku bunga), kebijakan pendapatan
(pedoman tingkat upah), perekonomian luar negeri (kebijakan perdagangan (nilai
eksport-import yang seimbang), nilai kurs valuta asing) (Samuelson 1997:5,99,101).
Perdebatan
model Keynesian dengan ekonomi klasik serta monetaris yaitu Keynesian
menganggap perlunya intervensi negara sedangkan ekonomi klasik menyerahkan kekuatan
ke pasar. Begitu juga dengan monetaris
campur tangan pemerintah minimum hanya untuk mencegah inflasi yang tinggi dan
titik fokus pada persoalan moneter yaitu supply
money yang mendeterminasi nominal GDP dan inflasi serta tidak terlalu
memperhatikan kebijakan fiskal karena tidak banyak berpengaruh.
Selanjutnya untuk Marxisme, diantara
banyak kritik Marx atas kapitalisme dalam tulisan ini hanya mengambil kritik
yang terdapat Das Capital buku ketiga
yang membahas kontradiksi internal pada proses produksi kapitalis yang menitik
beratkan pada kapital sebagai sebuah komoditi dalam sistem perbankan dan institusi keuangan
lainnya.
Di dalam sistem kapitalisme, kapital itu
sendiri tampil sebagai suatu komoditi sejauh ia ditawarkan dipasar dan nilai
pakai uang sebagai kapital sungguh-sungguh dialenasikan, namun nilai pakainya
ialah untuk memproduksi laba (Marx 2007:355).
Bunga sebagai instrumen motivasi investasi para kapitalis dalam hal ini bunga
sebagai harga kapital merupakan suatu pernyataan yang sepenuhnya tidak
rasional. Jika harga menyatakan nilai suatu komoditi, maka bunga menyatakan
valorisasi (penambahan) kapital uang dan oleh karena itu tampil sebagai harga
yang dibayar oleh yang meminjam untuknya (Marx
2007:354).
Mengenai masalah hutang negara Marx berpendapat, akumulasi kapital dalam bentuk hutang nasional tiada berarti lebih daripada pertumbuhan suatu kelas kreditor negara dengan suatu klaim istimewa pada jumlah-jumlah tertentu dari keseluruhan hasil perpajakan. (Marx 2007:476). Disini didapatkan analisa kelas pada sistem perbankan yaitu istilah “kelas kreditor”.
Mengenai masalah hutang negara Marx berpendapat, akumulasi kapital dalam bentuk hutang nasional tiada berarti lebih daripada pertumbuhan suatu kelas kreditor negara dengan suatu klaim istimewa pada jumlah-jumlah tertentu dari keseluruhan hasil perpajakan. (Marx 2007:476). Disini didapatkan analisa kelas pada sistem perbankan yaitu istilah “kelas kreditor”.
C. PEMBAHASAN
1. Perspektif Ekonomi Mainstream
(Kapitalisme)
Banking System
Secara umum
krisis dapat diringkas menjadi empat yaitu management
of soverignt debt, supervision and prudential control of banks, restoration
of stability and credibility to the
currency, bankruptcy of economic thought in a global financial structure (Strange 1988:109).
Skema integrasi ekonomi dalam eurozone
Bank Sentral yang berada di masing-masing negara menyerahkan sebagian
kedaulatannya (mencetak mata uang) kepada Bank Sentral Eropa/ECB. Secara
normatif dan ideal penggunaan common
currency untuk mendukung proses-proses ekonomi seperti transaksi banking, perdagangan (ekspor-impor)
antar negara EU maupun pemakaian internasional selain USD, pembayaran pekerja,
kontraktor, tarif transportasi dan sebagainya.
Uang
merupakan jantung dan pelumas perekonomian mainstream dan karenanya tidak
terlepas dari sistem perbankan. Sistem perbankan dalam sistem perekonomian mainstream terbagi dalam dua jenis bank
yaitu bank sentral dan komersil. Bank
komersil merupakan entitas bisnis berupa perusahaan perantara/intermediaries (tujuan yang sama dengan perusahaan perantara
lainnya seperti lembaga simpan pinjam, keuangan dan sebagainya memberi
keuntungan bagi para pemiliknya) yaitu menyedot dana/deposito dari sekelompok
orang dan mengeluarkannya/meminjamkannya lagi pada golongan yang lain termasuk
kepada negara tertentu untuk menutup defisit anggaran. Bank komersil selalu
menahan sejumlah uang tunai cadangan (di luar jumlah kewajiban minimum untuk
transaksi harian) dan mempunyai simpanan tanpa bunga pada Bank Sentral sesuai
aturan (Samuelson 1997).
Reaksi
berantai pada bank-bank yang lain memampukan satu bank komersil menciptakan 10
kali lipat dari simpanan yang ada padanya. Sedangkan Bank Sentral mempunyai fungsi utama
mengendalikan jumlah cadangan bank (mengendalikan jumlah uang yang beredar dan kredit dalam seluruh
perekonomian). Bank sentral dapat mengubah cadangan wajib bagi bank-bank/minimum reserve ratio, menaikkan rasio (%)
cadangan untuk memperketat situasi moneter dan menurunkan rasio untuk
mengendorkan kredit. Instrumen pokok
dari kebijakan moneter yaitu open market
operations)/operasi pasar terbuka (jual beli obligasi pemerintah) dan kebijakan tingkat diskonto (penentuan suku bunga dana yang bisa dipinjam oleh bank
anggota), mengubah rasio cadangan. Kebijakan tersebut untuk me-rem atau men-gas dalam
merespon situasi moneter (Samuelson 1997).
Pada skema
zona Euro dapat terlihat roda-roda yang tidak sama besar berputar yaitu Bank-Bank
Sentral domestik/NCBs (National Central Banks) dan Bank Sentral Eropa/ECB. ECB
secara langsung dan tidak langsung mengatur disiplin Bank-Bank Nasional dan
Bank-Bank komersil di seluruh negara anggota eurozone dalam payung moneter. Jika satu roda gigi yang rantainya
saling terhubung dan bergantung dalam siklus bisnis terganggu maka akan
memacetkan yang lain. Jika ditarik lebih jauh dari sekedar persoalan teknis
seperti cadangan minimum, ECB sebagai Bank supranasional mempunyai peran begitu
dominan/besar terhadap moneter dan penyokong kelangsungan entitas ekonomi politik
UE.
Bagi
kalangan monetaris (minimum intervensi terhadap pasar (lending-investing)) pembentukan euro
merupakan suatu kegagalan sistem unity
yang dibangun. Seperti pendapat Friedman pada tahun 1997 kesatuan moneter
dalam kondisi tidak menguntungkan akan membuktikan penghalang untuk pencapaian
kesatuan politik (Friedman 1997). Hal tersebut seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa bagi monetarist, pasar tidak salah, gagal/failure dan seringkali kesalahan dilakukan oleh government/govern (pemerintah/aturan)
yang mengintervensinya.
Dari
pandangan Keynes, manajemen sentral (moneter dan fiskal) diperlukan untuk
mengantisipasi kegagalan pasar, menyediakan full
employment, distribusi kekayaan dan pendapatan karena masa depan
perekonomian penuh dengan uncertainty
(Keynes 2003). Jadi dalam hal ini
eksistensi ECB sebagai sebuah institusi sentral moneter/regulator telah berada
pada jalur yang benar (berada dalam jalur Keynesian) tetapi diperlukan
pengelolaan yang baik, disipilin dan
transparan.
Jika dilihat dari skema moneter ECB yang menetapkan mengurangi minimun reserve ratio dari 2% ke 1%
berarti mengendorkan kredit untuk mendukung peminjaman dan likuiditas. Sementara dari segi politik internal ECB yang
terkadang muncul dipermukaan yaitu perseteruan German-France dapat dilihat rivalitas professional financial elites German dan France yang berhubungan dengan
permasalahan kultur (van Esch dan de Jong 2011)
dan power antara dua NCBs besar
(German Bundesbank dan Bank of France) yang diharuskan di bawah power pengawasan lembaga yang bermarkas
di Frankfurt/ECB sebagai satu-satunya regulator (Tornell 2012).
Soverign Debt
Crisis
Mengenai hutang pemerintah terjadi ketika pemerintah melaksanakan defisit
anggaran mereka harus mencetak uang atau meminjam dari masyarakat. Jumlah
pinjaman yang berakumulasi disebut hutang pemerintah atau hutang masyarakat (government or public debt) (Samuelson 1997).
Disini terlihat perbedaan mencolok dalam balance
of budget konsep klasik yang seharusnya berimbang dengan model Keynesian
bahwasannya defisit diperbolehkan dengan syarat mempunyai ukuran/tidak melebihi
ambang batas yang ditetapkan. Samuelson memberikan ilustrasi penjabaran
kausalitas utang yang memakai analogi anggaran belanja keluarga/rumah tangga yang dipersamakan dengan negara merupakan analogi
klasik yang kesalahannya/fallacy
turun temurun (Samuelson 1997).
Pada 2011, secara keseluruhan dalam eurozone
defisit anggaran pemerintahan 4.1% dari GDP lebih rendah dari AS (9.6% dari
GDP) dan Jepang (8.2% dari GDP) dan akumulasi utang pemerintah 87% dari GDP
lebih rendah dari AS (102.9% dari GDP) dan Jepang (229.8% dari GDP) (European
Commission 2012). Untuk Siprus sendiri, highlight perekonomian:
GDP (million Euro) pada 2011 sebesar
17.973, tingkat inflasi pada 2011 3.29% pada 2012 2.39%, GDP/capita pada 2011 (euro) 21.100, central
government balance of GDP pada 2011 -6,3 (minus(-)=defisit). Pada 2011
(dalam €million) domestic public debt 6.003
atau 33,4% dari GDP, foreign public debt
6.773 atau 37,7% dari GDP, total public
debt (exlcluding intergovernmental debt) 12.774 atau 71,7% dari GDP, total public debt (including
intergovernmental debt) 20.557 atau 114.4%
dari GDP, total foreign debt 83.711
atau 465,6 % dari GDP (Cyprus Centralbank 2013).
Kondisi
darurat perekonomian mencapai puncaknya ketika dua bank besar yaitu Bank of
Cyprus dan Cyprus Popular Bank (Laiki) mengalami kebangkrutan. Seperti yang
dibicarakan sebelumnya bahwa sistem jejaring akan membuat efek domino berlaku
pada kasus yang sama di Siprus. Dugaan penyebabnya terutama untuk Laiki pertama
pemotongan sovereign debt di Yunani
yang menyebabkan kehilangan sekitar 2.5 bn euros, pemberian pinjaman ke Yunani
dan ketiga krisis ekonomi yang menimpa perusahaan. Pada Juni 2012 Laiki mendapat
loan dari pemerintah Siprus sebesar
1.8 bn euro oleh karenanya pemerintah memiliki 84% saham tetapi hanya sedikit
membantu serta gagal menarik private
capital (Noonan 2013).
Pada 25 Juni
2012 mantan presiden Siprus Dimitres Christoflas (dari partai Komunis) meminta bantuan kepada EU untuk menanggulangi
permasalahan finansial tetapi tidak terdapat kesepakatan. Pada February 2013 Nicos
Anastasides (partai demokratik-kanan tengah) yang di dukung oleh kanselir
German Angela Markel terpilih menjadi presiden melalui pemilihan dan efeknya pada 25 maret penyetujuan paket (macroeconomic adjustment programme) bailout 10 bn euro kepada Siprus
diasistensi Troika. Komposisi 10 bn euro datang dari IMF sebesar 1 bn euro dan
9 bn euro dari eurozone. Dari
penjabaran tersebut dapat dianalisa bahwa sistem ekonomi membutuhkan pertautan
yang erat dengan perpolitikan untuk mendukung program yang bekerja terutama
pada siapa yang menjadi rekan aliansi.
Berdasarkan
laporan European Comission dalam program/paket bailout terdapat syarat-syarat yang diharuskan yaitu
restrukturisasi sektor bank, penyesuaian fiskal sebagai jalan jangka
menengah diperkirakan kondisi
perekonomian recovery pada 2015-16 mendatang dan jangka panjang pada 2020. Privatisasi
asset negara sebesar 1.4bn euro, penjualan cadangan emas negara sebesar 0.4 bn
euro dan asset swap sebesar 1 bn euro
dengan bunga utang dari ESM bermargin 2.27% di 2013 - 3.80% di 2025, dari IMF
2% di 2013 ke 3.4% di 2017 berkurang 3.2% sampai 2020. Asumsi pinjaman ESM 9bn
euro terlunasi pada 2028-33 Rekapitalisasi obligasi di Laiki pada Juni
2012 tidak digantikan oleh pembiayaan ESM. Hellenic bank harus mencari
pembiayaan sendiri, pengenaan pajak penghasilan
12.5%, retribusi bank 0.5% (European Commision 2013).
Persoalan paket bailout merupakan persoalan ekonomi sekaligus juga
sangat politis dan seperti yang kita mengerti bersama bahwa setiap frase yang
berjumpa dengan kata “politik” menjadi lebih rumit dari sebelumnya. Paket bailout yang cukup strict tersebut dipahami karena kemampuan Siprus dalam membayar
utang dalam kondisi lemah/kehilangan trust
dan keinginan EU untuk menguatkan euro dalam
ekspektasi pasar modal dan pasar uang.
Program restrukturisasi dapat dipastikan akan menambah pengangguran dalam
waktu yang dekat. Mengukur kenaikan angka pengangguran biasanya menggunakan
kaidah Okun/Arthur Okun yaitu setiap penurunan 2% GNP potensial maka pengangguran
meningkat 1% .
Dalam perekonomian model Keynesian kebijakan fiskal memegang peranan
penting karena mempengaruhi GNP oleh karena itu skema paket bailout akan mengenakan kenaikan pajak
di beberapa jenis. Target pertumbuhan yang merupakan sasaran utama selain
manajemen hutang jangka menengah diproyeksikan setelah 2015 dan panjang (2020
dan setelahnya). Artinya krisis belum berakhir sampai tahun tersebut dan tahun
terberat terjadi pada 2013 dan 2014.
Siklus ekonomi (output, harga, suku bunga dan penggunaan tenaga kerja)
dalam skema bailout dproyeksikan akan melambat dalam tahun yang dekat ini
dan perlahan-lahan membaik. Eksploitasi energi (migas) beberapa tahun kedepan
diharapkan untuk membantu pertumbuhan selain bergantung pada pariwisata sebagai
industri dominan. Hutang yang bertambah akibat bailout dalam hal ini bukan sesuatu yang menakutkan selama skema
berjalan lancar dengan memperbaiki pertumbuhan ekonomi.
Pendapat
Krugman (ekonom Keynesian) demi kebaikan Siprus hendaknya meninggalkan zona
euro untuk membangun kembali perekonomiannya (Queally 2013). Terlihat dari pernyataan Krugman
walaupun skema eurozone melambangkan
kembalinya model Keynesian tetapi diantara para pemikir-pemikir aliran
Keynesian juga terdapat variasi-variasi perbedaan tergantung dari profesinya.
Jika dilihat
dari persyaratan paket bailout khususnya
tentang privatisasi seperti layaknya resep IMF pada umumnya maka langka
penyelamatan krisis finansial mempunyai corak yang sama dengan resep
neoliberalisasi era Thatcher. Hal ini
dimengerti neoliberalisme merupakan kapitalisme per se. Libertarian, klasik, monetaris, keynesian, neoliberalisme maupun heterodoks ekonomi seperti soko guru entrepreneurship dalam Schumpeter terjalin modus vivendi dimana format-formatnya dapat eksis/hidup secara berdampingan
dan tidak dalam format blend/campuran.
Mengenai jumlah deposit, estimasi depositor asal UK sebesar €2 bn ditanamkan di Siprus termasuk rekening 3000
personel militer dan 250 pegawai negeri karena bekas koloni Inggris, 40% cash dimiliki oleh non residen (Moulds
2013).
Sementara depositor asal Russia
diestimasikan memiliki lebih dari €20 bn dari €68 bn dana di bank-bank Siprus (Ian
Traynor et.al 2013) termasuk investasi perusahan raksasa energi Rusia Gazprom.
Rencana bailout yang berdampak pada depositor besar
(lebih dari €100.000, yang dijamin sebesar €85.000 atau setara sekitar 1 milyar rupiah kurs €1=Rp.11.700).
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya
diperkirakan 60% dari total dana yang disimpan pada bank di Siprus akan
terpotong. Dapat dipastikan hal tersebut akan memunculkan gerakan alami yaitu
kepanikan para penyimpan dana yang akan mengambil sebanyak mungkin simpanannya/rush baik Bank yang berada di domestik
Siprus maupun yang berada di luar. Oleh
karena itu aktivitas Bank ditutup selama 12 hari (16 maret-28 maret) demi mengantisipasi
rush.
Selama ini Siprus
dikenal sebagai salah satu tempat offhore
tax heaven dan financial center dari beberapa tempat lainnya seperti Cayman
Island, Malta, Bahama, Bermuda, Hongkong, Singapura, Gibraltar, British Virgin
Island dan lainnya sampai beberapa
diantaranya mengenakan peraturan 0% pajak (lihat Shaxson 2011). Jadi dapat
dipastikan motif deposit besar di Siprus berkaitan dengan tax heaven tersebut untuk menghindari pajak dinegara asalnya,
kemudahan investasi dan tempat money
laundering. Tetapi pada paket bailout
yang disebutkan sebelumnya secara otomatis menghapus Siprus dari daftar tax heaven yang berarti akan ada tempat yang
akan kedatangan dana dalam jumlah besar yang berasal dari Siprus.
2. Perspektif Marxisme
Dalam
pandangan Marxisme terdapat metode pendekatan dalam menjelaskan permasalahan
yaitu materialism, historisme dan dialektika. Materialisme dalam marxisme bukan
hanya memahami materi sebagai objek indrawi tetapi hasil dari kerja dan kerja
merupakan titik beratnya, dialektika menunjuk pada sebuah modus dimana bendanya
tidak diam melainkan selalu dalam gerak determinasi bolak balik tidak
berkesudahan, historisme selain pendekatan kesejarahan dilihat pada skema
infrastruktur/basis mendeterminasi suprastruktur (ekonomi mendeterminasi
ideologi) (Suryajaya 2009).
Sebelum
menganalisa sistem finansial pada sistem kapitalisme, perlunya melihat mengenai
indikator-indikator kondisi negara yang pada permodelan Kuznet yaitu GDP dan
GNP yang menjadi indikator seluruh dunia dalam sistem ekonomi kapitalisme. Marx
memberikan kritik terhadap cikal bakal indikator tersebut dalam kritik terhadap
Adam Smith. Adam Smith (Smith dalam Marx
2006:352) berpendapat :
“pendapatan
kotor semua penghuni negeri meliputi seluruh produksi setahun negeri dan kerja
mereka, pendapat bersih, yang tersisa bebas bagi mereka setelah dikurangi biaya
pemeliharaan, pertama-tama kapital tetap mereka
dan kedua, kapital beredar (yang
tanpa mengganggu kapital mereka, dapat ditempatkan di dalam persediaan mereka
yang dicadangkan untuk konsumsi langsung atau dikeluarkan untuk kebutuhan
hidup, kemudahan dan hiburan mereka). Kekayaan mereka yang sesungguhnya juga dalah
sebanding tidak dengan pendapatan kotor tetapi dengan pendapatan bersih”
Kritik yang
diajukan Marx yaitu, pertama, Smith secara sengaja hanya membahas reproduksi
sederhana, tidak dengan reproduksi dalam suatu skala yang
diperluas/diakumulasi. Satu bagian dari produk individual maupun sosial tidak
dipecah menjadi upah-upah, sewa, laba melainkan menjadi kapital. Kedua, Smith
lolos melalui permainan kata-kata “bersih” “kotor”, kapitalis individual maupun
seluruh kelas kapitalis yang disebut bangsa menerima sebagai gantinya kapital
yang digunakan di dalam produksi, suatu produk barang dagangan. Nilai seluruh
produk (laba, upah kerja, sewa) entah dari kapitalis individual atau dari
seluruh negeri bersesuaian dengan pendapatan untuk seseorang, tetapi di satu pihak
pendapatan kapital, di pihak lain suatu “pendapatan” yang berbeda darinya (Marx
2006:352).
Jika
dielaborasi lebih lanjut ternyata GDP dan GNP tidak objektif dalam menjelaskan
realitas kondisi perekonomian negara dan terutama rakyatnya karena reduksionisme
indikator angka sama sekali tidak menjelaskan kualitas. GDP/capita mengambil porsi sama rata pada
jumlah penduduk sehingga kesalahanpun banyak terjadi. Jadi secara ortodoks
analisa ekonomi Marxisme sepatutnya menghindari penggunaan GDP ataupun GNP
dalam model analisanya karena dianggap mengulangi kesalahan-kesalahan.
Ruang kritik
Marx pada waktu menuliskan magnum opus yaitu
pada kapitalisme di Inggris dimana waktu itu Inggris merupakan puncak piramida
imperialis dan sistem kapitalisme par
excellence. Hal ini bisa dilihat pada luasnya daerah koloni (ladang bisnis)
dan sentralnya peranan Bank of England sebagai lender of the last resort dalam sistem gold standard di dunia
pada waktu itu dan berjaya sampai awal 1900an sebelum digantikan oleh sentrum ekonomi
AS. Marx melakukan kritik atas Adam Smith dan beberapa ekonom lainnya seperti
kaum fisiokrat Quesnay dan sebagainya serta institusi-institusi kapitalis.
Krisis
finansial yang terjadi pada 1800an, 1900an dan 2000an ternyata tidak banyak
berbeda karena pada dasarnya memainkan gerak-gerak yang sama. Krisis finansial
Siprus secara khusus dan Eropa secara umum dalam kesejarahan kapitalisme
bukanlah sesuatu yang baru serta tidak mengherankan dan oleh karenanya
merupakan fenomena krisis siklikal dari macetnya siklus bisnis saling kait
mengkait. Kontradiksi internal sistem
produksi dalam kapitalisme menjadikan kapitalisme secara raison d’etre lemah dalam artian stabil dalam waktu yang lama.
Sementara fenomena pengangguran bertambah secara linear seiring kejatuhan
tingkat laba pemilik modal karena usaha dalam menekan cost production buruh/pekerja yang merupakan rantai terlemah.
Salah satu
dari sekian banyak kritik Marx yaitu kritik terhadap gerak dasar permodelan
finansial dalam sistem produksi kapitalisme dan merupakan kritik terhadap
siklus bisnis dalam kapitalisme. Semenjak
kapital telah menjadi komoditas/komoditi kapital (diperjual-belikan, motif
mencari keuntungan/laba dalam arti yang umum) dan bertranformasi dalam bentuk
uang, sistem kapitalisme melahirkan penambahan-penambahan kontradiksi dalam
dirinya. Kapital selanjutnya tampil sebagai suatu komoditi sejauh pembagian
laba menjadi bunga dan laba itu sendiri dikuasai oleh persediaan dan permintaan
yaitu dengan persaingan, tepat seperti harga-harga di pasar komoditi (Marx
2007:356).
Jika diasosiasikan dengan euro sebagai uang yang diperdagangkan dalam relasinya terhadap pemburuan
laba bagi yang memperdagangkannya persis dengan model harga di pasar komoditas maka
unsur spekulasi secara aktif melekat padanya dan tentunya rentan terhadap
krisis. Jadi krisis euro dalam hai
ini tidak terlepas dari determinasi kegiatan para spekulan. Apapun yang
memberikan kemudahan pada perdagangan memberikan kemudahan pada spekulasi,
sedemikian erat bersekutu (Marx 2007:408).
Selanjutnya
mengenai bunga, sistem finansial kapitalisme membuat permodelan
institusi-instusi penghasil bunga (riba dalam ekonomi Islam) dan mencari bunga
dalam menyebarkan kapital dalam sirkulasi merupakan motif kapitalis. Kapital
dapat menghasilkan bunga atas dasar cara produksi kapitalis dimana kapital
berfungsi sebagai kapital produktif, yaitu menciptkana nilai-lebih yang darinya
bunga hanya merupakan suatu bagian (Marx 2007:377).
Tingkat
bunga pinjaman berbanding terbalik dengan periode kemakmuran negara (semakin
makmur semakin rendah, semakin krisis semakin tinggi bunga). Hal ini bisa
dilihat dalam pernyataan Marx yaitu tingkat bunga mencapai tingkat tertingginya
selama krisis-krisis, ketika orang-orang mesti meminjam untuk membayar tidak
peduli berapapun biayanya. Karena suatu kenaikan dan bunga bersesuaian dengan
suatu kejatuhan dalam harga surat-surat berharga, ini sekaligus merupakan suatu
kesempatan yang sangat cocok bagi orang dengan kapital uang yg bersedia untuk
memborong surat-surat berharga penghasil bunga seperti itu dengan harga yang
tak masuk akal murahnya dan dalam proses kejadian secara teratur maka
surat-surat berharga ini tidak bisa tidak mencapai sekurang kurangnya harga
rata-ratanya lagi segera setelah tingkat bunga itu jatuh (Marx 2007:360).
Apa yang di
ilustrasikan Marx yaitu pertama, ketika modus kapitalis mencari bunga
difasilitasi institusi-institusi penghasil bunga dan kemudian berkolaborasi
dengan kegiatan spekulasi menghasilkan gerakan-gerakan pemantik krisis. Kegiatan
spekulasi tidak hanya dilakukan spekulan diluar institusi penghasil bunga
tetapi institusi penghasil bungapun melakukannya misalnya pihak bank yang
mengambil selisih antara bunga deposito/tabungan dan bunga kredit/pinjaman.
Kedua, pada
saat pihak-pihak tidak mempunyai pilihan selama krisis maka kecenderungannya
akan dieksploitasi. Hal ini dapat menjelaskan status Siprus yang berada dalam
status tereksploitasi dari lembaga penghasil bunga yaitu ESM (European
Stability Mechanism) dan IMF. Hal ini sekaligus menjelaskan cara kerja
institusi seperti IMF dan sejenisnya sebagai institusi yang mengakumulasi laba
dari kegiatan bunga utang.
Secara jelas
Marx mengatakan bunga adalah hubungan antara dua kapitalis, bukan antara
kapitalis dan pekerja, cicilan bunga merupakan
kerakusan yang mengasikkan (Marx
2007:381,396). Inilah satu dari beberapa kontradiksi internal dalam sistem
produksi internal ketika kapitalis vis a
vis kapitalis, kapitalis besar sebagai predator kapitalis kecil dalam
sistem persaingan.
Lebih jauh
tentang institusi penghasil bunga dan masuknya negara dalam sirkulasi krisis
serta pembentukan aristokrasi finansial yang membahayakan masyarakat secara
keseluruhan, Marx (2007:444) menyatakan:
“Suatu
kontradiksi yang menghapus diri, yaitu penghapusan cara produksi kapitalis di
dalam cara produksi kapitalis itu sendiri (terkait model bunga) sekedar suatu
titik peralihan pada suatu produksi baru. Ia melahirkan monopoli bidang-bidang
tertentu dan karenanya memancing campur-tangan negara. Ia memproduksi
aristokrasi finansial baru, suatu jenis benalu baru dalam penyamaran para
promoter perusahaan, spekulan dan sekedar pada direktur nominal semata-mata:
sebuah keseluruhan sistem penipuan dan kecurangan dalam hubungan dengan promosi
perusahaan-perusahaan, penerbitan saham dan perdagangan saham. Ia nerupakan
produksi perseorangan yang tidak dikendalikan/diawasi oleh kepmilikan
perseorangan. Yang dipertaruhakan oleh pedagang spekulasi ialah milik/kekayaan
masyarakat bukan miliknya sendiri. Sama-sama
tak masuk akal ialah pernyataan bahwa asal usul kapital adalah simpanan.”
Dari
pernyataan diatas konflik kepentingan (motif individu) terjadi disemua sisi dan
sudut. Hampir semua pihak berperan dalam spekulasi baik saling bahu membahu
(skandal) ataupun menekan. Saling berspekulasi atas sesama spekulan tidak
perduli apa latar belakangnya dan yang dikorbankan masyarakat dalam kuantitas
yang besar.
Ekonom-ekonom
kapitalis sebagai intelektual organik (diambil dari istilah Gramsci) yang
bersebaran dimana-mana gemar melakukan asumsi abstrak dengan
perhitungan-perhitungan yang menjauhi realita khususnya realitas
masyarakat. Hal ini dijelaskan Marx dalam
kritiknya terhadap Dr.Price dan sekaligus Malthus, yaitu Price semata-mata
terpukau oleh angka-angka yang tak masuk akal yang lahir dari deret ukur karena
ia memandang kapital sebagai sebuah mesin otomatis yang bergerak sendiri tanpa
menghiraukan kondisi-kondisi reproduksi dan kerja, sebagai sekedar jumlah yang
meningkat dengan sendirinya (tepat seperti sebagaimana Malthus memandang orang dalam deret ukrunya
sendiri) (Marx 2007:394).
Hal tersebut
menggambarkan bagaimana logika ekonom kapitalis dalam menyusun
preposisi-preposisi abstraknya dimana reduksionis terhadap kerja maupun kondisi
manusia dilakukan. Baik melalui teknik berbicara maupun perhitungan
disimulasikan bahwa hal bahaya berupa numerikal tersebut real/nyata.
Sebagai
contoh pada kasus Siprus bahwa paket bantuan dari asistensi ekonom-ekonom
apabila dilaksanakan akan recovery minimal
dalam dua tahun kedepan. Dimana seolah-olah tidak ada kehidupan pada tahun
sekarang dan tahun depan. Sesuatu hal otomatis terjadi, pelompatan-pelompatan/skip yang tidak terlalu abai terhadap kondisi
manusia melainkan numerikal ekonometrika.
Pengangguran
dan kemiskinan dalam intelektual ekonom organik kapitalis dilihat hanya
berdasarkan abstrak yang diwakili angka dan menghilangkan kehidupan itu
sendiri. Dalam marxisme relasi bukan diwakili oleh benda tetapi relasi sosial
berhubungan dengan manusia dan kerja itu sendiri. Dan tentang hutang pemerintah
tidak menggambarkan kondisi seluruh bangsa tetapi menandakan bertambah kelas
kreditor/pengutang yang membebani mayoritas.
Lebih umum
ada tiga varian utama penafsiran sebab-akibat (mono-causal) mengenai teori
krisis Marx yaitu ketidaksebandingan/disproporsionality
(anarki produksi kapitalis sebagai sebab dasar siklus krisis), undercomption dan akumulasi berlebihan/over-accumulation.
Kapitalisme memasuki suatu periode kemerosotan kesejarahan yang tidak
terhindarkan yang diakibatkan manifestasi gabungan dari semua kontradiksinya:
merosotnya pasar, mundurnya perdagangan dunia, kemerosotan pembagian kerja
internasional, kemorosotan ekonomi uang, runtuhnya sistem kredit, kemerosotan
standar hidup pekerja, berulang kalinya peperangan (Marx 2007:xv,xxi).
D. PENUTUP
Varian-varian
dalam sistem ekonomi mainstream (kapitalisme) tidak terlalu banyak perbedaan
dan berkonsensus/afirmasi terhadap model institusi finansial (perbankan,
lembaga keuangan), pasar saham – komoditas, indikator-indikator ekonomi atau
semua hal yang eksis sekarang dalam pola manajemen ekonomi. Ekonomi modern
diasosiasikan pada penyajian data statistik dalam membuat argumen.
Para ekonom
membuat indikator dan dipusingkan karenanya. Sistem ekonomi mainstream
mempunyai multiplier/pengganda paling
banyak dalam membentuk pengetahuan umum di dunia melalui kurikulum di berbagai
tingkatan institusi, media, laporan-laporan keuangan, symposium serta seminar, public speaking dan efeknya membentuk
pola pikir secara umum, memberi batas sosial imajinatif. Tidak jarang bagi yang
mempelajari ekonomi mainstream tidak mengetahui sebenarnya ilmu ekonomi
kapitalislah yang dikonsumsi.
Perbedaan
diantara para ekonom kapitalis hanya terletak pada stressing point pasar diregulasi atau tidak, negara campur tangan
banyak atau minimum, dan para pebisnis/enterpreneur
mendapatkan kredo pada Schumpeterian. Perdebatan aliran-aliran dalam ekonom
mainstream terutama berbicara mengenai negara merupakan perdebatan mengemuka di
dunia dengan posisi Keynesian – monetaris dan dari beberapa dekade tidak ada
kebaruan.
Walaupun
Keynesian memenangi perang tetapi monetaris beberapa dekade ini memenangi
pertempuran, misalnya ekonom Chicago menjadi arsitektur ekonomi di beberapa
negara seperti Chile pasca kudeta Allende. Kondisi yang tidak solid dalam ekonom
mainstream menjadi suatu bentuk persaingan diantara mereka, negara pun potensial
dapat menjadi sangat Keynesian dikala krisis/bust dan monetaris/klasik pada
saat stabil/boom. Para Keynesian
sering menyebut para monetaris sebagai ekonom mainstream, dalam tulisan ini
mereka diperlakukan sama dalam gerbong yang sama mainstream/kapitalisme dengan
jumlah intelektual organik paling banyak di dunia dan status quo. Salah satu penjaga legitimasi ekonom mainstream
terdapat dalam penghargaan nobel ekonomi.
Krisis
ekonomi tahun pertahun seperti sepanjang 1900an dan bisa melewatinya mengandung
fakta sejarah tidak terelakkan bahwa sistem ekonomi kapitalisme tidak dapat
menghilangkan krisis dan tugas dari seluruh apparatus
kapitalisme menunda datangnya krisis. Jikapun krisis terjadi maka kebijakan
suspensi atau shcok breaker dilaksanakan.
Privatisasi
sebagai andalan neoliberasasi dalam pengelolaan selalu menaikkan narasi
profesionalitas, transparansi dan good
corporate business tetapi yang dicontohkan pada kasus Siprus, privatisasi
merupakan persyaratan utang-piutang. Krisis ekonomi dalam perspektif ekonomi
mainstream dianalisa secara parsial atau per kasus misalnya black September 1929 disebabkan jatuhnya
pasar saham, Asia 1997 peralihan sistem
mata uang dan spekulasi, Amerika 2008 subprime
mortgage, Spanyol housing and real
estate bubble 2011-12 dan krisis Siprus merupakan imbas dari krisis Yunani.
Atas nama pertumbuhan ekonomi dimasa datang pengangguran diperbolehkan.
Terdapat
pula pendekatan aktor dalam menganalisa masalah seperti melihat mengapa
pemerintahan memberikan pinjaman/loan pada
juni 2012 lalu kepada Laiki menaikkan nama-nama seperti Michael Sarris, Andreas
Vgenopoulos dan sebagainya. Sehingga solusipun parsialis yaitu pidanakan
koruptor, bailout yang membuat utang
semakin dalam dan terjauh keluar dari zona euro tetap menjadi negara tax
heaven. Tidak terbantahkan dalam mengatasi krisis skema win-win model pada perbankan dan lose-lose model untuk masyarakat residen
Siprus. Proses politik seperti setuju/tidak parlemen menjual cadangan emas dan cost politik dari kebijakan austerity dengan protes-protes terjadi
hari ke hari sekarang ini di Siprus.
Sedangkan
perspektif Marxisme tidak melihat masalah secara parsialis atau bagian per
bagian tetapi struktur besar sistem kapitalisme yang bermasalah sehingga
melahirkan dan menciptakan krisis ekonomi siklikal. Akumulasi kemiskinan yang
terus bertambah serta menghasilkan sumber daya manusia yang penuh daya tipu. Terlebih pada model perbankan merupakan
keseluruhan komunitas bisnis yang terjebak dalam penipuan (Marx 2007:408). Jadi
apabila inang masih eksis maka keseluruhan virus terus akan bertambah.
Konflik/pertentangan
kelas menjadi tema sentral karena yang dilihat adalah efek destruksi
kapitalisme sangat terasa bagi kelas proletar oleh karenanya kesadaran kelas (membuka
sosial imajinasi produktif yang baru dan reorganisasi tatanan) sebagai tujuan
utama. Kesadaran kelas diperlukan karena sejarah tidak mengulangi dirinya
sendiri tetapi hasil proses konstan manusia, realitas dapat dirubah bentuk (Callinicos 2004).
Para
intelektual organik yang menjaga status
quo kapitalisme yang tersebar dimana-mana ingin memudarkan atau
menghapuskan anasir pertentangan kelas sebagai sesuatu yang kuno, tidak baik
(unsur moral) dan sebagainya. Tetapi pada setiap kejadian ataupun kebijakan
terdapat kelas-kelas yang diuntungkan dan dirugikan artinya semakin dikaburkan
maka akan semakin kentara.
Oleh karenanya
analisa Marx tentang kapitalisme akan terus bersesuaian selama kapitalisme itu ada
terlebih ketika krisis. Karena kapitalisme terus mereproduksi dan menambah
jumlah kemiskinan dalam hal ini segala upaya humanisasi kapitalisme melalui
program berbasis utang MDGs dalam poverty
reduction merupakan ilusi semata. Permasalahan kelas eksis, ilmu ekonomi
mainstream berpihak pada kapitalis/pemilik modal besar dan marxisme emansipatoris
pada mayoritas rakyat terutama bawah/proletar-buruh.
Francis
Fukuyama dalam bukunya pada 1992, terlampau senang ketika Uni Soviet runtuh dan
kapitalisme yang berkolaborasi liberal demokratik sebagai satu-satunya jalan
(tidak ada alternatif). Tetapi dengan hanya mengandalkan Uni Soviet terutama di
bawah Stalin dan penerusnya untuk merepresentasikan negara sosialis terlalu
banyak kelemahan bahkan sama sekali menyimpang jauh menjadi tirani otoritarian. Fukuyama
dapat dimengerti dengan metode basis mendeterminasi suprastruktur dimana dasar
kepentingan ekonomi (karir Fukuyama)mendeterminasi idiologinya, logika berpikir dan sebagainya.
Cukup sulit untuk menggambarkan negara sosialis ideal menurut Marx karena Marx tidak menuliskan seperti apa yang idealnya. Jikapun diasosiasikan manajemen negara Kuba merupakan sosialis par excellence.
Cukup sulit untuk menggambarkan negara sosialis ideal menurut Marx karena Marx tidak menuliskan seperti apa yang idealnya. Jikapun diasosiasikan manajemen negara Kuba merupakan sosialis par excellence.
Tetapi
membayangkan Kuba dengan imajinasi sosial produktif yang dibatasi dan dibentuk
oleh pengetahuan Kapitalisme mengalami kesulitannya sendiri menembus imajinasi
yang terbatas itu. Begitupun dengan permodelan ekonomi Marx yang akan bekerja
sepenuhnya di format masyarakat yang sama sekali berbeda dengan yang ada
sekarang sehingga bagi para pihak yang imajinasinya terbatas pada kapitalisme
akan sulit menerima analisa Marx.
Jika
menggunakan kacamata konsistensi antara apa yang diajarkan dan dikerjakan
antara dua pemikir besar Adam Smith dan Karl Marx, maka kita akan menemukan
inkonsistensi dalam hidup Adam Smith. Ketika tahun 1778 Adam Smith bekerja
sebagai commissioner of customs (komisioner pabean/bea cukai) di Edinburgh tentu hal ini cukup mengganggu legitimasi
dan kredibilitas bapak pasar bebas dan nabi ekonom kapitalisme ini. Karena
beliau bekerja di pabean yang seharusnya pabean sebagai penghambat perdagangan
dihapuskan.
Termin “invisible hand” juga hanya sekali
disebutkan tanpa dijelaskan dengan komprehensif dalam magnum opusmya, sebuah
metafora untuk menggambarkan “sesuatu”. Tetapi dalam penyebaran pengetahuan
selanjutnya dinaikkan menjadi suatu yang luar biasa besar dan dimultiplikasi
sedemikian rupa. Suatu persebaran yang cukup aneh.
Tulisan
singkat ini masih sangat dangkal dalam pembacaan mengenai krisis dengan
menggunakan dua pendekatan yang disebutkan diatas. Upaya untuk mendialogkan
perspektif dan menyajikan secara padat tentang tema-tema sentral dan
pemikir-pemikir kunci dimaksudkan agar memberikan pemahaman dalam menganalisa
argumen-argumen yang dibangun.
Sebagai penjaga agar naluri kemanusiaan tidak larut dalam pertikaian ekonomi politik, Vandana
Shiva (1997:6), seorang ekofeminisme asal India, mengatakan bahwasannya "ekonomi modern hanya melihat
laba bukan kehidupan". Lagipula ekonomi politik datang belakangan dibandingkan alam dan manusia.
Senyum dikit, serius amat sih ....... :D
KEPUSTAKAAN
Aaron Tornell,
Frank Westermann. NYTimes. June 20, 2012.
http://www.nytimes.com/2012/06/21/opinion/the-european-central-bank-needs-more-power.html?_r=0
(accessed April 1, 2013).
Affairs,
European Commission: Directorate General Economic and Financial. Assessment
of the public debt sustainability of Cyprus. Provisional draft, 9 April
2013, Brussel: European Commission, 2013.
Baker, Luke. Reuters.
July 10, 2012.
http://www.reuters.com/article/2012/07/10/us-syria-crisis-cyprus-idUSBRE8690OW20120710
(accessed April 1, 2013).
Callinicos,
Alex. Making History: Agency, Structure and Change in Social Theory.
Leiden: Koninklijke Brill, 2004.
Campbell,
Heather M. Advances in democracy: from the French Revolution to the
present-day European Union. New York: Britannica Educational Publishing in
association with Rosen Educational Services, 2011.
"centralbank.gov.cy."
February 2013, 2013.
http://www.centralbank.gov.cy/media/pdf/AnnualEconomicIndicatorsFeb13eng.pdf
(accessed April 2, 2013).
CIA. CIA.
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/cy.html
(accessed 4 4, 2013).
Commission,
European. The European Union explained: Economic and monetary union and the
euro. Brussels: Publications Office of the European Union, 2012.
Dedman, Martin
J. The Originis and Development of The European Union (1945-2008) 2nd
edition. New York: Routledge, 2010.
et.al, Ian
Traynor. Guardian. March 25, 2013.
http://www.guardian.co.uk/world/2013/mar/25/cyprus-bailout-deal-eu-closes-bank
(accessed April 4, 2013).
Femke van Esch,
Eelke de Jong. "Culture Matters: French-German Conflicts on European
Central Bank Independence." Tjalling C. Koopmans Research Institute,
Discussion Paper Series 11-23, 2011.
Forgacs, David. The
Gramsci Reader, Selected Writings 1916-1935. New York: New York University
Press, 2000.
Friedman,
Milton. August 28, 1997.
http://www.project-syndicate.org/commentary/the-euro--monetary-unity-to-political-disunity
(accessed April 2, 2013).
Fukuyama,
Francis. The end of History and the Last Man. New York: Macmillan, 1992.
Ginzberg, Eli. Adam
Smith and the founding of Market Economics. New Jersey: Transaction
Publisher, 2002.
Guardian. January 3,
2013.
http://www.guardian.co.uk/world/2013/jan/03/putin-grants-gerard-depardieu-citizenship
(accessed April 1, 2013).
Hadjicostis,
Menelaos. dailyfinance. march 30, 2013.
http://www.dailyfinance.com/2013/03/30/bank-of-cyprus-big-depositors-to-lose-up-to-60-percent-of-savin/
(accessed April 1, 2013).
Harvey, David. A
Brief History of Neoliberalism. New York: Oxford University Press, 2005.
Keynes, John
Maynard. The General Theory of Employment, Interest and Money. Gutenberg
of Australia eBook, 2003.
Marx, Karl. Kapital:
Sebuah Kritik Ekonomi Politik Buku III: Produksi Kapitalis secara Menyeluruh
terj: Oey Hay Djoen. Bandung: Hasta Mitra, 2007.
—. Kritik
Ekonomi Politik, Buku Dua: Proses Sirkulasi Kapital terj: Oey Hay Djoen.
Bandung: Hasta Mitra, 2006.
Moulds,
Josephine. Guardian. March 18, 2013.
http://www.guardian.co.uk/world/2013/mar/18/cyprus-bailout-in-figures (accessed
April 4, 2013).
Noonan, Laura. Reuters.
April 2, 2013.
http://www.reuters.com/article/2013/04/02/us-eurozone-cyprus-laiki-insight-idUSBRE9310GQ20130402
(accessed April 4, 2013).
Palley, Thomas
I. "From Keynesianism to Neoliberalism: Shifting Paradigms in
Economics." In Neoliberalism A Critical Reader, by Deborah Johnston
Alfredo Saad-Filho, 21. London: Pluto Press, 2005.
Paul
A.Samuelson, William D. Nordhaus. Ekonomi edisi ke 12. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1997.
Queally, Jon. commondreams.
March 27, 2013. https://www.commondreams.org/headline/2013/03/27 (accessed
April 4, 2013).
Ray, Michael. Britannica.
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1795026/euro-zone-debt-crisis/301861/Timeline-of-key-events-in-the-European-sovereign-debt-crisis
(accessed April 1, 2013).
Ruggie, John
Gerard. "International Regimes, Transactions, and Change: Embedded
Liberalism in the Postwar Economic Order." International Organization,
Volume 36, Issue 2, International Regimes , 1982: 379-415.
Schnitzer,
Martin C. Comparative Economic Systems. Ohio: South-Western Publishing
Co., 1994.
Shaxson,
Nicholas. Treasure Island: Uncovering the Damage of Offshore Banking and Tax
Heavens. New York: Palgrave Macmillan, 2011.
Shiva, Vandana. Bebas
dari Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997.
Skousen, Mark. The
big three in economics : Adam Smith, Karl Marx, and John Maynard Keynes.
New York: M.E Sharpe, 2007.
Smith, Adam. An
Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations . The Project
Gutenberg EBook , 2009.
—. An Inqury
into the Nature and Cause of the Wealth of Nations. London: The Electric
Book Co, 1998.
Strange, Susan. State
and Markets. London: Printer Publishers Limited, 1988.
Suryajaya,
Martin. "Berpikir dengan Pendekatan Materialisme, Dialektis dan
Historis." Problem Fisafat Bulettin Komunitas Marx STF Driyakarya No.1
(STF dwikarya), 2009.
Tisdell, Clem.
"Economic Reform and Openness in China: China’s Development Policies in
the Last 30 Years." Economi Analysis & Policy, Vol. 39 No. 2,
September 2009.
Willsher, Kim. Guardian.
December 22, 2012.
http://www.guardian.co.uk/film/2012/dec/22/gerard-depardieu-tax-move-divides-france
(accessed April 1, 2013).
Jogjakarta, Terban 23 April 2013
Tulisan ini pernah diposting pada
tanggal 23 Juni 2013
Di Tamalanreaschool
Mohon maaf jika waktu dan kejadian dalam tulisan sudah obsolete,
semoga tidak demikian dengan argumen dasar analisanya
Mari bersulang
#TubrukanCangkirCokelat
#happyRamadhan
#smogadapatkerjadanjodoh
#ehhh
No comments:
Post a Comment