Pages

Puisi : Surat untuk Ros

Ros....

Kepergianmu betul-betul masih hidup
tahukah kamu sekarang harga-harga betul-betul diluar kepala
rasanya mati enggan hidup-pun susah

beberapa hari lalu para mandor mengumumkan adanya pengurangan pekerja
kutakut itu aku Ros, Teman-teman juga tampaknya panik
malahan sekarang beberapa teman sedang mencari-cari kesalahan
seperti beruang yang berusaha survive ditengah tidak adanya ikan

Sekarang saja kedua anak kita sisa dua kali makan sehari,
pagi mereka tidak lagi bisa beli kue,
cuman siang saya titip ke mba ria tetangga kita

untuk tolong belikan ketika mereka pulang sekolah
gaji tidak cukup lagi Ros, saya panik sekarang...

kau benar dulu, waktu bilang pemerintah hanya pikirkan orang besar

orang kecil seperti kita ini dianggapnya masalah
sekarang harga kangkung saja sudah naik Ros
padahal setiap minggu anak-anak biasa kubuatkan cah kangkung tumis,
kubelikan ikan, kubuatkan sambal terasi
itu semua juga kesukaanmu kan ?

biarpun kamar sewa ini begitu sempit, tapi kita berempat begitu lapang
tak perlu kita rumah besar, bagiku kita adalah besar
kulihat iksan tetangga kita sekarang sering sekali bertengkar dengan istrinya
biasanya mereka menyinggung masalah uang tidak cukup untuk belanja
padahal iksan sudah mengayuh becak dari subuh sampai malam
malah pernah istrinya mau ceraikan dia, 
kasihan betul dia, walaupun sangat kekurangan tapi saya syukur punya kamu Ros,
Tuhan betul-betul adil, memperkenalkan aku denganmu,
biasa waktu istirahat ditenpat kerja, kusempatkan waktu mengingatmu
tak kuasa kutahan bahagiaku, tak kuasa pula kutahan kesedihanku

Ros, bagaimana rasanya disana
tentu disana tak ada lagi sandiwara manusia
manusia yang begitu tega memperlakukan manusia lain begitu tega
saya panik Ros,
bagaimana jika itu aku yang dipecat mandor,
anak-anak mau makan apa,

kulihat mata mereka bersinar harapan
tapi kulihat diriku tidak ada harapan,
Ros, peluklah aku sekali lagi
biar ku kuat menghadapi cerita ini
kesusahan di negeri yang katanya terbaik di muka bumi ini

Oh iya Ros,
anak-anak selalu menanyakanmu, apakah ibu bahagia disana?
selalu kujawab, iya sebahagia kita mengingatnya,
anak-anak selalu mengirimkan Al-Fatiha kepadamu,

Ros, semoga engkau bahagia disana,

agar aku tak berdosa disini 
bohong kepada anak-anak


















Suamimu,
Abdi





No comments:

Post a Comment