Pages

50 Years Merpati



50 Tahun Merpati Nusantara Airlines Menjembatani Negeri

Tepat 50 tahun lalu Merpati Nusantara Airlines didirikan yaitu pada tanggal 6 September 1962. Merpati Nusantara Airlines sebagai salah satu state-run airlines berperan besar sebagai  salah satu aktor jasa dalam aktivitas ekonomi di negeri ini.



Sejarah Merpati

Berdasarkan PP No.19 tahun 1962 didirikanlah Perusahaan Negara Perhubungan Udara Daerah dan Penerbangan Serba Guna Merpati bernama Merpati Nusantara. Bermodalkan Rp.10 juta dengan 4 pesawat De Havilland Otter DHC-3 milik AURI dan dua pesawat Dakota DC-3 sesuai dengan semangat patriotik era Soekarno, Merpati Nusantara diperuntukkan untuk mendukung berbagai agenda bangsa dalam hal ini mendobrak keterisolasian daerah-daerah terpencil dengan mula-mula merintis rute Jakarta – Banjarmasin, Pangkalanbun, Sampit serta Pontianak.


Tahun 1963-64, Merpati Nusantara mendapat kepemilikan dan hak operasi eks perusahaan Belanda NV.De Krooinduif dari Garuda Indonesia ekses dari kasus Irian Jaya, menerima 3 pesawat DC-3, Twin Pioneer dan 1 Beaver. Tahun 1969 Merpati Nusantara mengubah nama menjadi Merpati Nusantara Airlines. Tepatnya tanggal 6 September 1975 status hukum Merpati ditingkatkan menjadi Perseroan Terbatas (PT.MNA). 1975-78 menangangi angkutan jemaah Haji dengan layanan pesawat Boeing707. Dengan kekuatan armada 37 pesawat, Merpati telah dapat menghubungkan 97 kota di 19 propinsi di Indonesia disamping melayani Penerbangan Borongan Internasional (charter flight) untuk rute Manila-Denpasar dan Los Angeles-Denpasar dengan Boeing707.



Tahun 1978 berdasarkan PP No.30 tahun 1978 Merpati menjadi anak perusahaan Garuda Indonesia. Tahun 1986 logo baru Merpati diperkenalkan yang sampai sekarang dipakai yang dilukiskan seagai gelombang angin bermakna jembatan udara. Pada tahun yang sama sekaligus membuka rute Kupang-Darwin. Tahun 1989  terdapat kebijakan pemerintah dengan dialihkannya 37 pesawat Garuda kepada Merpati tipe DC-9 dan F-28. Merpati Maintenance Facility (MMF) sebagai pusat perawatan pesawat propeller yang terbesar di Asia Tenggara diresmikan di Surabaya pada tahun 1991.  Pada tahun 1993, gedung Merpati yang berlokasi di Jakarta diresmikan. Pusat Pelatihan (Merpati Training Center/MTC) yang terletak bersebelahan dengan MMF diresmikan pada tahun 1995.



Tahun 1996 Merpati “Go-Internasional” dengan membuka rute Melbourne dan Perth. Berdasarkan PP No.10 tahun 1997 Merpati resmi menjadi BUMN mandiri sejak 29 April 1997. Pada tahun 2000 Merpati mendapat sertifikat ISO 9002 untuk MMF, ISO 9000 untuk  MTC dan ISO 9001 Aviaton Safety (keselamatan penerbangan). Pada 2001 menerima ISO 9002 untuk distrik Bandung. Tahun 2003 MTC menerima sertifikat CASR 141 di bidang pelatihan operasional Pramugari, Pilot, FOO dan MMF mampu melakukan perbaikan skala besar pada pesawat Boeing 737-200 dengan kategori D-Check. Meraih ISO 9001:2008 (Aviation Savety, Security & Quality Division).



Merpati dalam kompetisi

Seiring dengan intekoneksi dunia melalui percepatan perkembangan teknologi, arus investasi, pluratitas profesi, percepatan informasi dan komunikasi di dalam era globalisasi dengan ciri persaingan sempurna dan pasar bebas menuntut industri untuk berespon lebih intens tidak terkecuali industri airlines di seluruh dunia. Ohmae (2005) mengistilahkan akselerasi era ini dengan borderless world terlebih menuliskan konsep a speedy of global tour untuk menggambarkan kecepatan pergerakan manusia berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lainnya yang semakin tinggi dan tentulah hal ini menjadi hal yang menggembirakan dan penyemangat khususnya untuk segala pihak yang berkecimpung dalam dunia penerbangan untuk menyediakan jasa terbaik dan berkualitas kepada para customers.



Indonesia sebagai archipelago state merupakan negara dengan potensi yang luar biasa, kekayaan alam, gugusan pulau-pulau, eksotisme pariwisata, iklim yang bersahabat, keanekaragaman flora fauna, budaya, bahasa dan adat istiadat seakan tidak henti-hentinya menawarkan pesona. Dalam hal ini khususnya peluang bagi industri jasa transportasi darat, laut khususnya udara. Berdasarkan data BPS jumlah keberangkatan penumpang domestik pada tahun 2000 sebesar 8,6 juta dan pada 2010 sebesar 48,8 juta. Statistik ini menunjukkan suatu lonjakan yang luar biasa bagi pasar domestik, jika diperbandingkan ke dua tahun ini pertumbuhannya lebih lima kali lipat  dan akan terus bertambah jumlahnya. Hal ini memberikan gambaran penggunaan jasa transportasi udara sudah menjadi khalayak ramai, bukan lagi suatu eksklusifitas kelas tertentu. Fenomena ini di dukung oleh mobilitas tinggi yang membutuhkan effisensi dan efektivitas dan semakin terjangkaunya harga (low cost) bagi masyarakat. Belum lagi jika berbicara peluang dalam mode jasa cargo.



Tetapi jika dilihat data statistik perhubungan pada 2010 domestic passenger carried oleh Merpati sejumlah 2,3 juta. Ini masih terlihat sangat minim dan butuh perbaikan dan improvisasi. Di bawah pimpinan Ir.Rudy H.Setyo Purnomo dan koordinasi  dengan para stakeholders penting lainnya memperlihatkan kinerja yang positif dengan restrukturisasi perusahaan dan peningkatan layanan serta kualitas. Maret 2012, program Gemilang Emas Merpati meluncurkan tiga program dalam upaya perbaikan pelayanan dan marketing yaitu layanan Call Center (022 8888 7777), Undian berhadiah dan OTP (On Time Guarantee) sebagai sosialisasi Peraturan Menteri Perhubungan No.77/2011 yaitu kewajiban konpensasi ganti rugi uang tunai jika pesawat terlambat lebih dari 4 jam, selain itu Merpati memberikan tiket gratis untuk rute yang sama jika terlambat lebih dari 3 jam. 


Untuk permasalahan anggaran strategi Merpati direncanakan akan menawarkan saham perdana/IPO (Initial Public Offering) pada 2014 kurang dari 20% nantinya dan EMSOP (Employee Management Stock Option Plan) untuk karyawan sebanyak 10%. Meskipun terbelit dengan berbagai permasalahan, momentum emas pada anniversary kali ini diharapkan dapat menyatukan visi semua pihak, perbaikan akuntabilitas, profesionalisme perusahaan dan mendapat dukungan besar dari pemerintah dan masyarakat, karena sendi industri ini berdasarkan pada trust, safety dan satisfy dan tanpa dukungan masyarakat kesemuanya tidak akan berarti.



Merpati Nusantara Airlines menghubungkan negeri dengan 47 tujuan penerbangan domestik dengan rincian 7 rute di pulau Sumatera (Sinabang, Medan, Gunung Sitoli, Sibolga, Bengkulu, Palembang, Lampung), 4 rute di Kalimantan (Sampit, Banjarmasin, Balikpapan, Tarakan), 10 rute di Sulawesi (Manado, Buol, ToliToli, Palu, Poso, Mamuju, Kendari, Baubau, Makassar), 1 rute di Ternate,  6 rute di Papua (Sorong, Biak, Nabire, Timika, Jayapura, Merauke), 6 rute di Pulau Jawa (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi), 13 rute di gugusan pulau Bali hingga Nusa Tenggara Timur (Denpasar, Mataram, Sumbawa, Bima, Tambolaka, Waingapu, Labuan Bajo, Ruteng, Kabupaten Flores Timur, Maumere, Alor, Kupang, Dili). Terlihat dari rute-rute Merpati Nusantara Airlines tetap membawa semangat ketika pertama kali maskpai ini dibentuk yaitu dalam usaha menembus isolasi pulau-pulau dan merajut nusantara sebagai maskapai penerbangan perintis khususnya melayani daerah-daerah terpencil dan pelayan aktivitas perekonomian. ”Merpati teruslah terbang.”


                                                   

50 Years of Merpati Nusantara Airlines,  Bridging Indonesia
Exactly, 50 years ago that Merpati Nusantara Airlines was founded on 6 September 1962. Merpati Nusantara Airlines as one of the state-run airlines play a major role as one of the actors in the service of economic activity in Indonesia.


History of  Merpati Nusantara Airlines

Under Regulation of PP No.19/1962  the Company established named Merpati Nusantara. Capitalize Rp.10 million to 4 aircraft De Havilland DHC-3 Otter owned by the Air Force and two DC-3 Dakota aircraft in accordance with the patriotic spirit of the Sukarno era, Merpati Nusantara intended to support the nation's agenda is to break the isolation in remote areas with pioneered the route Jakarta - Banjarmasin, Pangkalanbun, Sampit and Pontianak.


In 1963-64, Merpati Nusantara got ownership and operation of the former Dutch company of Garuda Indonesia NV.De Krooinduif excess of Irian Jaya cases, received 3 of the DC-3, Twin Pioneer and 1 Beaver. In 1969 Merpati Nusantara renamed to Merpati Nusantara Airlines. Precisely dated 6 September 1975 Merpati legal status upgraded to limited enterprises/Perseroan Terbatas (PT.MNA). In 1975-78 handles transport Hajj pilgrims used Boeing707 aircraft services. With a fleet strength of 37 aircraft, Merpati has been able to connect 97 cities in 19 provinces in Indonesia in addition to serving the International chartered-flight to route Manila-Los Angeles-Denpasar and Denpasar by Boeing707.


In 1978, based on the 1978 PP 30 Merpati became a subsidiary of Garuda Indonesia. In 1986, a new logo was introduced Merpati which until now used depicted of wind waves meaningful air bridge. The same year also opened Kupang-Darwin route. In 1989 government policy conduct were 37 with Garuda planes diverted to Merpati type DC-9 and F-28. Merpati Maintenance Facility (MMF) as a propeller aircraft maintenance center of the largest in Southeast Asia established in Surabaya in 1991. In 1993, Merpati building located in Jakarta was inaugurated. Training Center (Merpati Training Center / MTC) is located adjacent to MMF was inaugurated in 1995.


In 1996, Merpati "Go-International" to open the route Melbourne and Perth. Under Regulation 10 of 1997 officially became a state-owned Merpati independent since 29 April 1997. In 2000 Merpati received ISO 9002 certification for MMF, ISO 9000 and ISO 9001 for the MTC Aviaton Safety (flight safety). In 2001 received ISO 9002 certification for Bandung district. In 2003 MTC received a certificate of CASR 141 in the field of operational training flight attendant, pilot, FOO and MMF able to make improvements on a large scale with the category Boeing 737-200 D-Check. Achieved ISO 9001:2008 (savety Aviation, Security & Quality Division).



Merpati Nusantara Airlines in competition

Along with the interconnect world through the acceleration of technological development, investment flows, plurality of profession, acceleration of information and communication in the era of globalization characterized by perfect competition and free market requires the industry to respond more intensely no exception airline industry worldwide. Ohmae (2005) termed this the acceleration era prior write borderless world concept of a speedy global tour to describe the speed of the movement of people move from one place to another higher and certainly it becomes an uplifting and encouraging especially for all parties dabbling in the world of aviation to provide the best service and quality to its customers.



Indonesia as an archipelago state is a country with tremendous potential, natural resources, a cluster of islands, exotic tourism, climate, flora and fauna, culture, language and customs diversities as endlessly offering advantages. In this case in particular opportunities for land transportation services industry, particularly sea and air. Based on BPS data the number of domestic passenger departures in 2000 was 8.6 million and in 2010 amounted to 48.8 million. These statistics show a remarkable surge in the domestic market and will continue to grow in number. It gives an overview of the use of air transport services to the public, is no longer an exclusive. This phenomenon is supported by high mobility and the need efficiency, effectiveness and the affordability of prices (low cost) for the people.



However the statistics in 2010, domestic passenger transport Carried by Merpati Airlines number 2.3 million. It still looks very minimal and in need of repair and improvement. Under the leadership of Ir.Rudy H.Setyo Purnomo and coordination with other key stakeholders showed a positive performance with corporate restructuring and improved service and quality. March 2012, Bright Gold Merpati program launched three programs in order to improve service and marketing a service call center (022 8888  7777), attractive prizes and OTP (On Time Guarantee) as the socialization of the Ministry of Communications Decree No.77/2011 liability indemnity compensation cash if planes are delayed by more than 4 hours, but it Merpati giving away free tickets for the same route if delayed more than 3 hours. 


For the budget deficit problem Merpati  planned strategy will offer IPO / IPO (Initial Public Offering) in 2014 less than 20%  and EMSOP (Management Employee Stock Option Plan) to employees as much as 10%. Although entangled with various problems, momentum anniversary gold this time are expected to unify the vision of all parties, improved accountability, professionalism of the company and received great support from the government and society as joint industry based on trust, safety and satisfy.





Merpati Nusantara Airlines is bridging Indonesia with 47 domestic destinations with the details of seven routes on the island of Sumatra (Sinabang, Medan, Gunung Sitoli, Sibolga, Bengkulu, Palembang, Lampung), 4 routes in Kalimantan (Sampit, Banjarmasin, Balikpapan, Tarakan), 10 routes Sulawesi (Manado, Buol, Tolitoli, Palu, Poso, Mamuju, Kendari, Baubau, Makassar), Route 1 in Ternate, 6 routes in Papua (Sorong, Biak, Nabire, Timika, Jayapura, Merauke), 6 routes in Java (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi), 13 routes to the islands of East Nusa Tenggara Bali (Denpasar, Mataram, Sumbawa, Bima, Tambolaka, Waingapu, Labuan Bajo, Ruteng, East Flores Regency, Maumere, Alor, Kupang, Dili). Seen from routes Merpati Nusantara Airlines still bring excitement when first maskpai was formed in an effort to penetrate the isolation of the islands of the archipelago and knitting as a pioneering airline in particular serve remote areas of economic activity and waitresses. "Merpati, keep on flying."









“Once you have tasted flight, you will forever walk the earth with your eyes turned skyward, for there you have been, and there you will always long to return.” – Leonardo da Vinci


















ini tulisan pernah di publish di koran lokal..hehehee
dan ikut lomba karya tulis..dan seperti anda tahu..tidak menang, susah yah cari uang bayar SPP...wkwkwkkk





No comments:

Post a Comment