Pages

sayang pagi masih lama


aku tahu nantinya akan banyak kejadian seperti ini
di daerah-daerah lain yang serupa penderitaan dengan kami,
makin banyak penguasa yang bekerjasama dengan kekuatan yang mereka tidak sangka sebelumnya,

vini vidi vici
what a logic !! mereka menyebutkan itu
mereka pikir setiap daerah adalah alien yang mereka harus kuasai, mereka itu yang alien !!

devide et empera,
itulah yang kudengar dari teman-temanku,
suatu metode kuno tapi cukup ampuh katanya,
mulai dari saat adam-hawa terpisah sampai dunia akan kiamat,
metode itu terus terpakai, tak pernah usang



sebelumnya Serrao katanya dari portugis datang pada tahun 1512,
mestinya sultan waktu itu tidak mengijinkan mereka berdagang di wilayah ini,
sama seperti penandatangan damai antara Sultan - VOC dua tahun lalu,
lebih mundur lagi mestinya penduduk Gujarat menolak Vasco da Gama datang berlabuh didaerahnya pada tahun 1497,
karena dengan kejadian itu collateral - systematic damage terhadap kami disini yang berjarak puluhan ribu kilometer
tapi apa daya...penduduk Gujarat ditipu, mereka bilang hanya pedagang biasa
sebuah lagu lama....


kami tak punya bedil, senjata canggih yang penemunya mestinya masuk neraka
hanya senjata tajam yang tadinya hanya memotong kayu
sekarang mereka paksa kami memotong manusia
sialnya mereka merekrut sesama kami
jadi kami berhadapan dengan kami
mereka di belakang, Pengecut !!

mereka katanya perusahaan...
VOC yang kata dibelakangnya artinya katanya perusahaan,
apa itu perusahaan ? kami tidak mengenal perusahaan sebelum mereka datang,
yang kami tahu perusahaan jahat, itu saja
dan jahat tidak baik berada di bumi ini

they are crazy like a shit..!!

mereka bilang kami rebels,
bukan !! kami bukan rebels
kami defender
mempertahankan hak-hak kami dari bocah tua nakal
yang berbahasa alien berkulit putih berhati hitam

kami punya rempah-rempah,
yang mereka inginkan tidak hanya membelinya,
alliance - partnership itu tipu !!
mereka mau merampas sampai ke akar-akar pohon pala pulau banda

masih teringat tiga puluh satu tahun lalu
sesama mereka kulit putih pun saling membunuh di Ambon
terhadap sesama mereka yang jauh dari asal saja mereka tega
apalagi sama kami

terlalu naif jika namaku kelak akan muncul sebagai pahlawan,
setauku perlawanan kami hanya tergolong narasi kecil diantara narasi besar sejarah,
aku pesimis dengan narsis
tapi aku optimis perusahaan ini harus dimusnahkan


mungkin suatu saat ada kerajaan besar yang melindungi kami semua
atau ada bentuk baru tapi entahlah,
aku tak berharap banyak dengan prosedur dan penemuan sosial
Majapahit saja yang seperti kerajaan terbesar dan tak terkalahkan kini berantakan
seperti sejarah Roma yang menjadi macan ompong,
menambah panjang daftar sejarah setiap kekuasaan pasti akan menemui masa usurnya
Negarakertagama tetap menjadi kitab tapi sikap bijak tak kunjung datang

kapan perang ini berakhir, telah dua tahun lebih kondisi begini
ya Tuhan tolong kami,

saat ini hanya berusaha menahan ngantuk
sambil memegang perut yang kelaparan
dari tadi siang belum makan
se desa kami dikejar VOC dan canteng-cantengnya yang kami kenal,
centeng itu dulunya sahabat kami, sekarang mereka tampak seperti iblis sadis 
setelah dijanjikan beberapa nikmat kecil dunia ini,
salah satunya beberapa budak perempuan yang dipaksa tidur dengan siapa saja,



dimana kedamaian sebelum bangsa mereka datang
mereka yang menjadikan semua benda komoditas jual-beli
menginvasi fisik dan pikiran kami dengan koin-koin emas
yang katanya bisa ditukarkan dengan rumah besar di daerah asal mereka
mereka tidak lebih dari manusia yang penuh kebencian
tidak menghargai manusia yang lain yang ingin hidup damai


mungkin terlalu naif meminta Jogugu
menghentikan perang ini
benteng Oranje yang katanya melindungi kami
sekarang nampak sebagai bangunan congkak mereka telah mengalahkan kami,
mirip koloseum roma arena tempat kematian,
mereka menonton dari bangku atas
sedangkan kami yang sedarah, sesuku, sewarna kulit, sebudaya di adu bak gladiator
dan mereka berpesta atas malapetaka manusia ini

berapa kali aku coba bercakap
tampak seolah mereka bijak
bicara layaknya filosof

yah mereka seperti filosof Yunani yang terus berteori
sementara mendiamkan perbudakan yang terus terjadi tepat di depan hidung mereka,
bangsa yang tak berbudaya..bangsa perang
bar-barian.... lalu sok mengajari kami arti hidup dan tata krama
tabble manner katanya..apa itu !! sedangkan manner hidupnya saja picik dan licik

untuk pria seusiaku 23 tahun
yang kami inginkan adalah sederhana
cukup makan, ada tempat tinggal, menikah dengan wanita yang kami kasihi,
bagi orang tua kami menginginkan hidup damai dimasa tuanya,
tidak dalam keadaan perang begini,

sekarang tidur kami tidak tetap
keluarga kami di bawa bahaya terus menerus
anak kecil menangis tiada henti
mereka meneror siang dan malam

kami ingin merdeekkaaaaa,
kami tak pikir kekayaan sekalipun ataupun kemajuan kemajuan lain,
yang kami inginkan perusahaan dan manusia dibaliknya yang berbuat sama diseluruh dunia ini
tak mempunyai tempat lagi di bumi ini, enyah selama-lamanya...

kami ingin bahagia,
sebuah daerah dimana surga bisa muncul dibumi
seperti dulu,sebelum perusahaan ini ada

perut ini sangat lapar,
dan centeng-centeng berbadan kekar berperut kenyang berkeliling dengan parang,
sayang pagi masih lama,
dan sisa hidup semakin tipis



















Kanole
Pulau kecil Hoamoal - September 1654









nama Kanole sepenuhnya fiktif
Tetapi terdapat fakta sejarah perjuangan rakyat Ternate di pulau kecil Hoamoal menghadapi VOC pada tahun 1652-58. Secara official penandatangan perjanjian gencatan senjata antara VOC - Sultan Mandar Syah pada 1652 mengakhiri perlawanan rakyat Hoamoal dan Hitu beberapa tahun sebelumnya. Tetapi tindakan VOC terus mendapatkan perlawanan dari rakyat. Meskipun tergolong "kecil" bagi individu-individu itu suatu pencapaian besar "aksi langsung" atas sesuatu yang menjajah mereka.
Mereka pahlawan yang tak dilirik sejarah
sepatutnya kita menghormati,mengapresiasi dengan mengetahui kisah perjuangan mereka.

Jogogu = Perdana Menteri dalam bahasa setempat

No comments:

Post a Comment